3.9. Menentukan pengujian kesesuaian fungsi prototype produk barang/jasa
Menentukan pengujian
kesesuaian fungsi prototype produk barang/jasa
heriikurniawann21 Agustus 06, 2019
Proses Pengujian Produk Baru
Pengujian produk baru
bertujuan untuk memberikan penilaian yang lebih rinci tentang peluang
sukses produk baru, mengidentifikasi berbagai penyesuaian akhir yang diperlukan
untuk produk, dan menetapkan berbagai elemen penting dalam program pemasaran
yang akan dipakai untuk memperkenalkan produk dipasar. Secara
umum, terdapat 4 (empat) kegiatan dalam pengujian produk baru, yaitu
sebagai berikut:
1. Technical
Testing (Pengujian Teknis)
Yaitu dengan cara membuat
prototipe yang merupakan approximation (perkiraan) produk
akhir. Pengujian atas kinerja produk prototipe dapat menghasilkan sejumlah
informasi penting tentang product shelf life (usia pajang
produk), tingkat keusangan produk, masalah yang timbul dari pemakaian atau
konsumsi yang tidak seharusnya, potensi kerusakan yang memerlukan penggantian,
dan jadwal pemeliharaan yang tepat. Masing-masing dari jenis informasi tersebut
dapat mempunyai dampak biaya terhadap pemasaran produk.
2. Pengujian Preference and
Satisfaction Testing (Preferensi dan Kepuasan)
Dipakai
untuk menetapkan elemen-elemen yang akan dirancang dalam rencana pemasaran
serta untuk membuat tafsiran penjualan awal produk baru. Secara
umum terdapat dua cara utama yang dibutuhkan dalam tipe pengujian
ini, yaitu pertama meminta konsumen untuk menggunakan sebuah produk selama
jangka waktu tertentu, dan kemudian mereka diminta untuk menjawab beberapa
pertanyaan yang berhubungan dengan preferensi serta kepuasan mereka.Kedua,
melaksanakan "blind test" yang sedemikian rupa sehingga
konsumen dapat membandingkan berbagai macam alternatif produk tanpa mengetahui
nama merek atau produsennya. Pada dasamya, pengujian preferensi dan
kepuasan akan memberikan sejumlah manfaat pokok, antara lain sebagai berikut:
a) Uji preferensi aktual dan uji teknis bisa memberikan
dasar klaim yang obyektif untuk keperluan promosi, terlebih apabila perusahaan
ingin menyajikan superioritas dalam hal persepsi konsumen atas keunggulan
spesifik pada produk perusahaan dari pada pesaing.
b) Estimasi tingkat pembelian ulang sangat penting
untuk memperkirakan pangsa pasar jangka panjang. Oleh karena itu hasil yang
kurang bagus pada uji ini dapat berakibat pada pembatalan peluncuran produk
maupun perancangan ulang produk baru.
c) Meskipun penerimaan pasar atas produk baru ditentukan
oleh semua elemen program pemasaran, tetapi berbagai kasus menunjukkan bahwa
skor yang tinggi dalam dimensi kinerja produk menggambarkan bahwa ide
produk yang bersangkutan sebaiknya dilanjutkan pada tahap pengembangan produk
baru selanjutnya.
d) Uji preferensi pada umumnya dapat memberikan signal
awal terbaik terhadap kemungkinan terjadinya kanibalisasi produk.
3. Simulated
Test Markets atau Laboratory Test Markets (Pengujian Pasar
Simulasi)
Yaitu prosedur riset
pemasaran yang dibuat untuk memberikan gambaran yang murah dan cepat
tentang pangsa pasar yang bisa diharapkan dari produk baru. Beberapa model yang
dapat dipakai antara lain BASES, DESIGNOR, ASSESSOR, dan LITMUS.
4. Test Markets (Pengujian Pasar)
Yaitu perusahaan akan
menawarkan sebuah produk untuk dijual diwilayah pasar terbatas yang sebisa
mungkin dapat mewakili keseluruhan pasar dimana produk itu nantinya akan
dijual. Secara prinsip, terdapat perbedaan yang
signifikan antara metode pengujian pasar untuk produk
konsumen dan produk bisnis/industrial. Didalam pengujian produk
konsumen, perusahaan akan berusaha mengestimasi empat variabel, yakni product
trial (percobaan produk), first repeat (pengulangan
pembelian pertama), adopsi produk, serta frekuensi pembelian. Tentunya
perusahaan menginginkan bahwa semua variabel-variabel tersebut menunjukkan
tingkat yang tinggi. Metode pokok
untuk menguji pasar produk konsumen, adalah sebagai berikut:
a) Sales Wave Research
Dalam metode sales
wave research, konsumen yang pada awalnya mencoba sebuah produk secara
gratis ditawarka lagi produk tersebut atau produk pesaing, dengan harga yang
lebih murah. Kemudian perusahaan akan memperhatikan berapa kali konsumen
memilih produk perusahaan serta tingkat kepuasan mereka. Metode ini juga
mencakup usaha untuk mempresentasikan pada konsumen satu ataupun beberapa
konsep iklan dalam bentuk kasar untuk mengamati dampaknya terhadap pembelian
ulang.
b) Simulated
Test Marketing
Metode ini memerlukan 30 sampai 40 pembeli
yang qualified dipusat pertokoan
ataupun tempat-tempat lainnya. Perusahaan akan menanyakan beberapa hal kepada
mereka, berhubungan dengan awareness dan preferensi mereka terhadap berbagai
merek pada jenis produk tertentu. Mereka bisa saja diundang untuk menyaksikan
iklan singkat, termasuk didalamnya yang sudah terkenal ataupun yang masih baru.
Lalu dalam penayangan iklan tersebut disisipkan iklan produk baru. Kemudian
konsumen akan diberi sejumlah uang lalu diminta untuk datang ke sebuah toko
khusus dimana mereka bisa membelanjakan uang yang sudah diberikan tersebut
sesuai kebutuhan.
Perusahaan lalu mengamati
dan memperhatikan jumlah konsumen yang membeli merek baru dan merek pesaing.
Data ini akan memberikan gambaran tentang efektivitas iklan mereka atas iklan
pesaing. Konsumen lalu diminta mengutarakan alasan-alasan mereka membeli
ataupun tidak membeli. Lalu kemudaian beberapa minggu setelah itu mereka akan
diwawancarai kembali melalui telepon untuk menentukan sikap mereka atas produk
tersebut, kepuasannya, penggunaannya, dan minatnya untuk membeli kembali, dan
ditawari kesempatan untuk membeli kembali produk yang bersangkutan.
c) Controlled
Test Marketing
Metode ini
memungkinkan perusahaan untuk menguji pengaruh faktor dalam toko dan iklan
terbatas pada perilaku pembelian konsumen tanpa harus melibatkan konsumen itu
sendiri secara langsung. Sampel konsumen akan diwawancarai untuk mendapatkan
kesan mereka terhadap produk yang bersangkutan. Perusahaan tidak harus
memberikan potongan penjualan, memakai wiraniaga mereka sendiri, atau`membeli
jaringan distribusi. Tetapi metode ini tidak dapat memberikan informasi tentang
cara membujuk distributor agar mau menjual produk baru perusahaan.
d) Test
Markets
Uji pasar
adalah cara utama dalam menguji sebuah produk baru dalam situasi
yang sama dengan yang nantinya akan dihadapi dalam peluncuran produk yang
bersangkutan. Perusahaan umumnya akan bekerja sama dengan perusahaan riset
dalam menentukan kota dimana wiraniaga perusahaan nantinya akan mencoba
membujuk para distributor agar bersedia untuk menjual produk perusahaan.
Perusahaan melakuan promosi dan periklanan sama dengan yang akan dilaksanakan
dalam pemasaran secara nasional. Biaya yang nantinya dibutuhkan tergantung pada
jumlah kota, lama pengujian, serta jumlah data yang diinginkan perusahaan.
Melalui uji pasar akan
didapatkan beberapa manfaat, diantaranya adalah memberikan prediksi yang dapat
diandalkan tentang penjualan dimasa yang akan datang, pengujian awal terhadap
rencana pemasaran, mengetahui kekurangan produk, mendapat gambaran berbagai
masalah potensial dalam jaringan distribusi, dan mendapat pemahaman lebih baik
mengenai perilaku berbagai segmen pasar.
Sementara, produk
bisnis juga mendapatkan manfaat dari uji pasar, dimana pengujiannya bervariasi
tergantung dari jenis barangnya. Barang industri yang mahal dan memakai
teknologi baru pada umumnya menjalani pengujian Alpha dan Beta. Pengujian Alpha
ialah pengujian produk dengan tujuan mengukur serta meningkatkan kinerja,
rancangan, keandalan, dan biaya operasi produk. Apabila hasil pengujian alpha
baik, maka perusahaan akan melanjutkannya dengan melakukan pengujian Beta
dengan mengundang para konsumen potensial agar dapat melaksanakan pengujian
secara rahasia ditempat mereka sendiri.
Metode uji pasar lainnya
ialah memperkenalkan produk bisnis baru dalam pameran dagang. Produk baru
industrial juga dapat diuji ditempat pajangan distributor atau dealer. Cara
lain yang bisa ditempuh ialah uji pemasaran, dimana perusahaan membuat pasokan
produk dengan jumlah terbatas dan diserahkan pada wiraniaga untuk dijual
didaerah geografis yang terbatas dengan dukungan katalog, promosi, dan
sebagainya. Melalui cara demikian, manajemen akan dapat mempelajari apa saja
yang mungkin terjadi dalam pemasaran dengan skala penuh serta memberikan
informasi yang lebih lengkap dalam memutuskan komersialisasi produk yang
bersangkutan.
Agar produk aman, dan berkualitas setelah
melakukan pengujian/tes tertentu diantaranya
-tes pengawetan
-tes kadaluarsa
-tes rasa/penggunaan
Alur
produksi dalam pengantar ilmu ekonomi
a.
Ide
Produk
Ide Produk disusun berdasar dorongan pasar yaitu
kebutuhan konsumen, dorongan teknologi yaitu kemampuan
perusahaan dalam riset dan pengembangan, dan koordinasi antar fungsi
manajemen yaitu keuangan, pemasaran, dan personalia.
b.
Seleksi
Ide Produk
Seleksi Ide Produk disusun berdasar atas
evaluasi dari pasar tentang kebutuhan konsumen untuk menyerap hasil
produksi, secara teknis operasional dipertimbangkan kemampuan
perusahaan menghasilkan produk dengan
fasilitas yang ada dankemampuan memperoleh bahan baku dan bahan pembantu.
Seleksi ide produk juga didasarkan pada keadaan keuangan perusahaan,
dengan mempertimbangkan hasil yang diperoleh akan menguntungkan atau tidak.
c.
Desain
awal
Desain awal atau rancang bangun awal
mempertimbangkan beberapa tujuan yaitu manfaat produk, fungsi barang apakah
fiingsi utama atau sekunder,style, seni atau keindahan barang dengan
melihat keseimbangan biaya, kualitas, dan performance produk.
d.
Prototype
Pada tahap ini perusahaan mengadakan percobaan
kemampuan dan kekuatan produk, kemudian dicari kelemahan dan dianalisis
keindahan bentuknya.
e.
Testing
Hasil prototype dicoba fungsinya dalam
berbagai keadaan yang mungkin terjadiapakah memenuhi syarat atau tidak.
f.
Desain
Akhir
Pada tahap desain akhir, produk yang telah
melewati tahap testing disempurnakan sesuai dengan hasil uji yang telah
dilakukan.
g.
Implementasi
Tahap ini adalah tahap terakhir pembuatan
produk. Pada tahap ini, perusahaan memulai proses produksi, dilihat masa
depan pemasarannya (bagaimana reaksi konsumen dan kemantapan di pasar).
Terangkan metode dalam pengujian produk
Jawaban
Pendahuluan
Pengujian konsep adalah mengumpulkan respon langsung terhadap konsep produk
dari pelanggan potensial di target pasar.
Pembahasan
Metode pengujian konsep produk terdiri
dari:
1.
Mendefinisikan Maksud dari Pengujian Konsep dengan menuliskan
pertanyaan-pertanyaan yang ingin dijawab
2.
Memilih Populasi Survei yang mencerminkan target pasar yang sebenarnya.
3.
Memilih Format Survei seperti interaksi langsung maupun telepon, email atau
internet
4.
Mengkomunikasikan Konsep dalam bentuk uraian verbal, sketsa, foto dan
gambar dan lain-lain
5.
Mengukur Konsep Pelanggan dengan meminta pelanggan memilih salah satu dari
dua atau lebih konsep alternatif.
6.
Menginterpretasikan Hasil yang hasilnya dapat dilakukan secara langsung
7.
Merefleksikan Hasil dan Proses untuk memperoleh umpan balik dari pelanggan
potensial.
Tujuan pengujian produk baru:
a. memberikan penilaian yang lebih rinci tentang
peluang sukses produk baru,
b. mengidentifikasi berbagai penyesuaian akhir yang
diperlukan untuk produk, dan
c. menetapkan berbagai elemen penting dalam program
pemasaran yang akan dipakai untuk memperkenalkan produk dipasar.
d. mengetahui pangsa pasar yang diharapkan dari produk
prototipe tersebut
0 Komentar