Cari Blog Ini

BERDEBAT SECARA SANTUN BAHASA INDONESIA KELAS X

  Judul Modul                        : Berdebat Secara Santun   A.       Kompetensi Dasar 3.12 Menghubungkan permasalahan/ isu, sudut pandang dan argumen beberapa pihak dan simpulan dari debat untuk menemukan esensi dari debat 4.12 Mengonstruksi permasalahan/isu, sudut pandang dan   argumen   beberapa   pihak, dan simpulan dari debat secara lisan untuk menunjukkan esensi dari debat. B.       Deskripsi Singkat Materi Dunia putih abu-abu akan membuat pergaulan dan wawasan kalian lebih luas, berarti persiapan kalian juga harus lebih baik dan matang dari SMP. Sudah siapkah kalian? Persiapan kalian yang utama adalah kalian dalam keadaan sehat sehingga dapat mempelajari modul ini dengan baik. Pada modul ini, kalian akan mempelajari materi tentang debat, sistem debat, dan pelaksanannya. Sering kita mendengar perdebatan yang sengit di antara dua orang atau kelompok dalam kehidupan sehari-hari. Adu argumentasi yang terjadi kadang disertai dengan emosi yang meledak-ledak tan

Latihan Soal Fakta maupun Opini dalam Sebuah Artikel

     Latihan Soal Cermati artikel berikut!     Kunyah Permen Karet Hingga Diet Karbo, Ini 9 Cara Mencegah Asam Lambung Naik   Asam lambung naik atau acid reflux bisa terjadi kapan saja dan menyebabkan rasa tidak nyaman di ulu hati hingga tenggorokan. Cara mencegah asam lambung naik bisa dengan mengubah pola makan hingga menyiasati siklus tidur. Terlebih bagi orang yang menderita GERD, ciri-ciri asam lambung naik biasanya terjadi tidak lama setelah waktu makan.   CARA MENCEGAH ASAM LAMBUNG NAIK   Beberapa cara alami yang bisa dilakukan sebagai cara mencegah asam lambung naik adalah: 1.           Tidak makan berlebihan Pada orang yang mengalami masalah dengan asam lambung, otot antara perut dan esofagus tak bisa menutup dengan sempurna. Akibatnya, asam lambung bisa naik kembali ke esofagus terutama setelah makan. Untuk itu, cara mencegah asam lambung naik bisa dengan menghindari makan dengan porsi terlalu besar.

About Me

Foto saya
BEKASI, JAWA BARAT, Indonesia
Lihat profil lengkapku

Membuat desain/prototype dan kemasan produk barang/jasa

 


A.        Konsep dalam Desain

 

Desain Produk merupakan terjemahan dari Industrial Design. Desain produk bisa disebut juga dengan desain kemasan yaitu sebuah ide, Pengembangan konsep, Pengujian, dan Pelaksanaan manufaktur atau jasa.

 

Desain Produk adalah sebagai alat manajemen untuk menterjemahkan hasil kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilakukan sebelum menjadi rancangan yang nyata yang akan diproduksi dan dijual dengan menghasilkan laba.

 

Pengertian desain dikemukakan oleh W. J Stanton (1981), yang telah diterjemahkan oleh DR. Buchori Alma dalam bukunya manajemen pemasaran dan pemasaran jasa, yaitu : "Yang dikatakan produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud, Termasuk didalamnya masalah warna, Harga nama baik perusahaan, Nama baik toko yang menjual, dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengencer yang diterima pembeli guna memuaskan keinginan."

 

Bagian-bagian desain produk

 

Pada dasarnya desain produk terbagi menjadi dua bagian yaitu :

1)  Mendesain produk yang benar - benar baru. yaitu membuat rancangan dan sketsa baru yang belum pernah ada pada desain sebelumnya.


2)  Mendesain atau memodifikasi produk yang sudah ada (redesign) atau melakukan pengembangan terhadap desain produk yang sudah ada.

 

B.   Maksud dan Tujuan Desain Produk

 

Desain produk mempunyai maksud dan tujuan untuk membantu perusahaan dalam menciptakan dan mengembangkan produk baru atau untuk menjamin hasil produksi yang sesuai dengan keinginan pelanggan.

 

Manfaat dari desain produk antara lain:

1)          Menghindari kegagalan - kegagalan yang mungkin terjadi dalam pembuatan suatu produk

2)          Memilih metode yang paling baik dan ekonomis dalam pembuatan produk

3)          Menentukan standarisasi atau spesifikasi produk yang dibuat

4)          Menghitung biaya dan menentukan harga produk yang dibuat

5)          Mengetahui kelayakan produk tersebut apakah sudah memenuhi persyaratan atau masih perlu perbaikan kembali Tujuan desain produk antara lain:

a.       Sebagai identitas/merk dari suatu produk;

b.      Untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan mempunya nilai jual yang tinggi;

c.       Untuk menghasilkan produk yang trend pada masanya;

d.      Untuk membuat produk dengan biaya seminimal mungkin dalam penggunaan bahan baku dan biaya - biaya dengan tanpa mengurangi nilai jual produk tersebut.

 

C.   Fungsi Desain Produk

 

Sedangkan fungsi dari desain produk adalah:

-          Indentitas dari produk itu sendiri,

-          Sebagai pelindung produk, dan

-          Penambah nilai jual produk.


D.   Bagian-bagian desian atau prototype

 

1)         Prototype dapat digunakan dalam usaha produk kreatif bangunan

 

Berikut ini keuntungan-keuntungan dalam menerapkan prototype pengujian daya tahan bentuk usaha produk kreatif bangunan :

 

a.    Prototype dapat digunakan sebagai alat uji dan penyempurnaan suatu desain produk kreatif

Ide-ide kita akan bekerja dengan sempurna di dalam semua aspek perencanaan. Namun, ketika kita mulai mewujudkannya secara fisik, kita akan menemukan kekurangan dalam bentuk produk yang kita buat. Itulah sebabnya prototype dapat digunakan untuk menguji fungsionalitas ide kita. Kita tidak akan pernah tahu apa yang salah dengan ide yang kita ciptakan sampai kita mengeksekusinya menjadi bentuk yang nyata.

 

b.   Prototype berfungsi untuk menguji performa produk kreatif

Prototype berfungsi untuk menguji performa berbagai bentuk perencanaan. Misalnya, kita mungkin membuat gypsum dengan cetakan atau membuat loster. Dari situ kita lihat apakah hasilnya cukup kuat dan berestetika tinggi. Jika performa bagus, tentu konsumen akan menyukai dan membelinya.

 

c.    Prototype merupakan alat bantu deskripsi sebuah produk

Dengan adanya prototype, kita akan lebih mudah dapat mendiskripsikan bentuk produk kita. Contohnya, dengan prototype kita akan mengetahui berbagai macam jenis dan motif dan produk kreatif yang dibuat.

 

d.   Prototype dapat membuat orang lain menganggap serius bisnis kita

Ketika akan berbisnis produk kreatif bangunan dengan memiliki banyak desain/ prototype produk maka membuat bisnis kita terkesan sangat serius dan pihak pembeli sangat antusias dalam bermitra dengan kita. Akibatnya, kita akan dipandang sebagai wirausaha produk kreatif yang professional yang memiliki tujuan nyata, bukan hanya seorang penemu dengan ide potensial.

 

2)         Rancangan tahap pembuatan prototype dalam produk kreatif

 

Prototype merupakan hasil dari pengembangan sebuah Prototype. Untuk membuat prototyping ini, sebagai tahap awal harus membuat desain-desain yang kemudian dipilih yang kemudian dipilih dan ditetapkan menjadi suatu desain untuk dibuat prototypingnya. Proses pembuatan desain ini sangat penting dalam proses prototype. Proses desain ini dikategorikan ke dalam beberapa tahapan sebagai berikut :

 

a.    Tahap mengumpulkan ide

Tahap mengumpulkan ide biasanya dilakukan dengan teknik brainstorming, yaitu teknik melakukan diskusi dan diambil kesimpulan terbaik untuk menetapkan sebuah konsep dan motif produk kreatif yang kita inginkan dan akan disukai pembeli.


b.    Tahap perumusan aspek-aspek fisik dalam usaha produk kreatif

Tahap perumusan aspek-aspek fisik, seperti bahan yang dipakai pemilihan tempat dalam mencetak, aspek cuaca untuk mengeringkan cetakan dan lain sebagainya.

 

c.    Tahap pendesainan

Pada tahap ini sebuah desain produk kreatif yang akan dibuat. Setelah selesai mendesain maka dibuat desain cetakan dan kemudian cetakan yang nyata untuk membuat produk kreatif tersebut.

 

Konsep desain ini berawal dari suatu pengumpulan gagasan dalam proses brainstorming. Dalam proses ini, semua ide desain ditampung dan harus dilengkapi dengan rumusan persyaratan keinginan konsumen, derajat kelayakan badan usaha, dan spesifikasi produk kreatif yang diinginkan oleh konsumen.

 

Setelah dipilih dari beberapa gagasan yang muncul, maka selanjutnya akan dibuat rancangan fisiknya. Adapun rancangan fisik ini merupakan proses pembuatan desain awal. Dalam tahap pendesainan awal ini, dijelaskan mengenai konsep rancangan Prototype produk kreatifnya, aspek-aspek fisiknya, serta rancangan produk kreatif bangunan yang dipilih.

 

Apabila rancangan-rancangan tersebut telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan dan memenuhi spesifikasi dan kelayakan, maka akan dihasilkan sebuah desain akhir. Setelah itu, akan memasuki fase aplikasi. Pada fase aplikasi ini, dilakukan pemeriksaan kelengkapan alat-alat produksi yang tersedia atau dimiliki oleh seorang wirausaha di bidang produk kreatif. Selanjutnya, perlu dilakukan penelitian apakah tenaga kerja yang sudah dapat melakukan pengerjaan produk kreatif bangunan tersebut berdasarkan desain yang telah ditetapkan.

 

Selanjutnya, akan melangkah pada tahap uji coba dengan melakukan pengujian penjualan pada masyarakat/pasar yang kemudian tanggapan dari pasar tersebut akan dibuat evaluasinya.

 

3)         Proses kerja pembuatan desian atau prototype produk kreatif

 

a.    Menentukan kebutuhan akan produk yang akan dibuat

Di dalam menentukan produk kreatif yang akan dibuat ini, maka harus dilakukan identifikasi dan penelitian pasar mengenai produk kreatif apa yang disenangi oleh konsumen, terutama untuk kebutuhan-kebutuhan konsumen itu sendiri dalam bidang rancangan. Setelah dilakukan penelitian dan analisis-analisis mengenai apa produk kreatif yang dibutuhkan oleh konsumen selanjutnya disimpulkan akan membuat produk apa.

 

b.      Melakukan perancangan-perancangan desain

Setelah dilakukan penetapan produk kreatif yang akan dibuat, maka proses selanjutnya dilakukan perancangan-perancangan produk dalam bentuk desain yang menjadi dasar


pembuatan desain atau prototype. Dalam tahap perancangan desain atau prototype

produk ini harus memperhatikan beberapa aspek sebagai berikut :

 

1)    Mengenali Pasar Sasaran Dari Produk Tersebut Dan Juga Selera Pasar

 

Pasar sasaran yang berbeda memiliki selera dan daya beli yang berbeda pula. Pemahaman akan pasar sasaran akan mendukung proses pencarian ide dan penetapan harga jual. Pencarian data melalui referensi, kuisioner, pengamatan dan wawancaa dapat dilakukan kepada pasar sasaran yang dituju untuk mengetahui selera dan daya beli pasar tersebut. Pasar sasaran yang beragam memiliki selera sangat beragam pula. Selera pasar yang beragam, membuka banyak peluang untuk beragam, membuka banyak peluang untuk beragam jenis produk kreatif yang memiliki keunikan. Selera pasar termasuk di dalamnya. Gaya desain kreatif di antaranya gaya etnik, gaya modern, gaya klasik dan masih banyak lainnya. Gaya desain dapat selalu berkembang dengan munculnya gaya-gaya baru.

 

2)    Melakukan eksplorasi terhadap bahan-bahan yang akan digunakan

Eksplorasi terhadap bahan-bahan yang akan digunakan penting mengingat bahan- bahan tersebut merupakan penyusun utama. Ketersediaan bahan baku merupakan aspek yang harus diperhatikan.

 

c.         Menentukan Material Produk

Dalam menggunakan material produk dapat dilakukan dengan melakukan eksplorasi berbagai kemungkinan keindahan dan keunikan yang dihasilkan oleh bahan-bahan penyusun produk tersebut.

 

Eksplorasi material dilakukan dengan membuat beberapa percobaan teknik pengolahan pada suatu material. Makin banyak percobaan yang dilakukan, akan makin banyak pula kemungkinan keindahan dan keunikan yang diperoleh.

 

d.        Melakukan Evaluasi

Melakukan evaluasi prototype produk kreatif bangunan sangat penting dilakukan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dari produk yang telah dibuat desainnya tersebut. Evaluasi ini dilakukan secara berkala sehingga dapat menghasilkan produk kreatif bangunan yang berkualitas dan disukai oleh konsumen.

 

E.      Kemasan Produk

1.      Pengertian Kemasan Produk

Pengemasan produk merupakan bagian penting meskipun terkadang untuk produk- produk tertentu tidak memerlukan kemasan, seperti patung, meja, kursi, dan produk lainnya. Pengemasan produk mengandung arti cara membungkus atau mengemas suatu produk agar tahan lama, tidak cepat rusak, tidak mudah kotor, lebih bagus dan aman serta lebih menarik konsumen agar mau membeli.

 

Pengemasan produk dilakukan agar konsumen tertarik dan mau membelinya, oleh karenanya harus memperhatikan hal-hal berikut :


a.         Bentuk dan model, artinya kemasan harus bisa menyesuaikan dengan bentuk produknya itu sendiri serta harus memperlihatkan ciri khas dari produk tersebut;

b.        Ukuran dari produk harus diperhatikan jangan sampai ukuran kemasannya terlalu kecil atau terlalu besar, tetapi juga sampai terlalu ketat karena bisa merusak produknya;

c.         Daya tahan kemasannya, karena produk tertentu memerlukan kemasan khusus agar daya tahan produknya lebih lama;

d.        Bahan kemasan juga harus sesuai dengan produknya agar tidak cepat rusak baik ke produk maupun ke bungkus kemasannya; dan

e.         Perlabelan dan pemberian merk dalam kemasan juga harus menyesuaikan agar terlihat menarik dan pas dalam kemasannya.

 

Adapun dalam merancang atau merencanakan pembuatan suatu kemasan sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut :

 

a.       Kesesuaian produk dengan bahan pengemasnya, artinya dalam menentukan desain bahan pengemas kita harus memeprtimbangkan produk yang dimilikinya. Jika produk berbentuk cairan, seperti jus atau sirup, kita bisa memilih desian bahan pengemas seperti botol atau gelas plastik.

b.      Ukuran kemasan dan ketebalan bahan kemasan. Ukuran kemasan berkaitan dengan banyak sedikitnya isi yang diinginkan sedangkan ketebalan berkaitan dengan keawetan dari produk yang ada di dalamnya. Jika produknya ringan, seperti kerupuk sebaiknya kemasan dibuat dalam ukuran relatif besar.

c.       Bentuk kemasan dirancang semenarik mungkin dalam bentuk yang unik bergantung dari kreativitas perancangnya. Misalnya kemasan dus kertas bisa dibuat, seperti tabung, kubus, trapesium, atau bentuk-bentuk lainnya.

 

2.      Fungsi Kemasan Produk

 

Secara umum, fungsi kemasan adalah sebagai bahan pelindung atau pengamanan produk dari pengaruh-pengaruh luara yang dapat mempercepat terjadinya kerusakan pada makanan di dalamnya. Selain itu fungsi kemasan yang lain, di antaranya :

 

a.       Sebagai wadah, perantara produk selama pendistribusian dari produsen ke konsumen;

b.      Sebagai pelindung, kemasan diharapkan dapat melindungi produk yang ada di dalamnya dari berbagai faktor penyebab kerusakan, baik yang disebabkan oleh faktor biologi, kimia, maupun fisika;

c.       Memudahkan pengiriman dan pendistribusiannya, dengan pengemasan yang bauk suatu produk akan lebih mudah untuk didistribusikan;

d.      Memudahkan penyimpanan, suatu produk yang telah dikemas dengan baik akan lebih mudah untuk di simpan;

e.       Memudahkan penghitungan, dengan pengemasan jumlah atau kuantitas produk lebih mudah dihitung;


f.       Sebagai penarik konsumen dengan pengemasan yang unik akan memebrikan nilai tambah terhadap produknya; dan

g.      Sarana informasi dan promosi

 

3.      Syarat Kemasan Produk

 

Dalam menyusun kemasan, wirausaha harus memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan produknya, dengan kata lain secara singkat syarat kemasarn yang baik, di antaranya :

a.       Kuat atau aman (untuk produk maupun konsumen)

b.      Terlihat menarik (eye catching)

c.       Praktis (mudah dibawa/dibuka)

d.      Dari bahan yang mudah di dapat (utamanya yang bisa di daur ulang)

e.       Memiliki nilai lebih (unik, artisitik, berfungsi ganda)

f.       Murah (tidak membebani biaya produksi)

 

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 79/ Menkes/Per/III/1978 tentang Label dan Periklanan Makanan, pada label atau etiket kemasan khusunya untuk makanan dan minuman sekurang-kurangnya dicantumkan hal-hal berikut :

a.       Nama makanan dan/merk dagang

b.      Komposisi/kandungan bahan, kecuali untuk makanan yang cukup diketahui komposisinya secara umum

c.       Isi netto

d.      Nama dan alamat perusahaan yang memproduksi atau mengedarkan

e.       Nomor pendaftaran (SP atau MD)

f.       Kode produksi, tanggal kadaluarsa dan label halal

 

4.      Klasifikasi Kemasan Produk

 

Menurut Julianti dan Nurmainah (2006), Kemasan dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal atau beberapa cara, yaitu sebagai berikut :


sumber

http://wokaproject.id/smkn2/file/Bab%20IV.%20Desain%20dan%20Kemasan%20Produk.pdf


1.       Jenis-jenis dan Karakterisitik Kemasan Produk

 

Adapun jenis-jenis kemasan produk sebagai berikut :

a.       Kemasan Fleksibel (Flexible Packaging) yaitu kemasan yang tidak keras dan tidak kaku. Contoh : alumunium foil, film plastik, dan lain-lain.

b.      Kemasan Rigid (Rigid Packaging) atau biasa disebut dengan kemasan kaku yaitu kemasan yang bersifat kuat dan kokoh. Contoh : botol kaca, kaleng dan peti kayu.

c.       Kemasan Semifleksibel (Semiflexible Packaging) yaitu kemasan yang memiliki karakteristik antara fleksibel dan rigid packaging. Contoh : kertas karton dan kardus

Karakterisitik kemasan :

a.       Kemasan Dasar (Primary Packaging)

Merupakan kemasan yang berukuran lebih kecil, langsung suatu produk atau secara langsung berhubungan dengan produknya.

b.      Kemasan Tambahan (Secondary Packaging)

Biasanya berada pada lapisan kedua (luar) dan satu kesatuan dengan primary packaging.

c.       Tertiary Packaging

Yaitu pengendali terbesar yang biasanya digunakan dalam proses pengiriman.

 

2.       Unsur-unsur yang Diperhatikan dalam Kemasan Produk

Menurut Amelia, ada beberapa yang harus diingat dalam kemasan produk, di antaranya

:

a.       Target Market

Penentuan target market bisa menentukan jenis dan model kemasan yang sesuai untuk produk yang akan dijual. Dengan mengenali target market yang akan disasar, Anda akan akan mengetahui desain kemasan yang sesuai untuk masing-masing kalangan usia. Model dan jenis kemasan yang tidak sesuai dengan target market yang dituju membuat penjualan produk menjadi kurang maksimal.

b.      Egonomis

Produk yang menarik mata, dengan warna dan desain yang unik, akan menarik bagi konsumen. Kemasan juga harus memiliki nilai ergonomis, yang meninjolkan kenyaman untuk onsumen maupun penjualannya. Kenyamanan kemasan produk merupakan hal yang dicari konsumen, karena memudahkan konsumen untuk menikmati produknya. Selain itu, produk yang ergonomis juga praktis, mudah dibawa, atau nyaman dipegang.

c.       Ciri Khas

Untuk lebih menarik konsumen , sebaiknya pilih konsumen yang berbeda dan unik. Jika perlu, jadikan kemasan produk menjadi salah satu ciri khas dari produk yang akan dijual. Bentuk kemasan yang unik dan berbeda bisa membuat pelanggan jadi selalu diingat, bahkan menjadikan produk tersebut ikon dari produk sejenisnya.

 

 

d.      Ukuran

Sesuaikan ukuran kemasan dengan ukuran produk yang dijual. Hindari kemasan yang terlalu besar atau terlalu kecil agar produk tidak rusak, dan sesuaikan juga dengan kebutuhan konsumen.

e.       Special Pack

Tidak lengkap rasanya menjual produk dengan kemasan yang menarik tanpa memberikan promosi apapun. Cobalah untuk jeli melihat keadaan dan momen acara


besar yang sedang terjadi. Misalnya saat momen hari raya, tidak ada salahnya untuk memberikan special pack dengan warna, desain, sampai penawaran promo yang menarik.

 

3.       Merancang Kemasan Produk

Dalam merancang kemasan produk ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat label kemasan khusunya bagi wirausahawan, yaitu :

a.       Label tidak boleh menyesatkan

b.      Memuat informasi yang diperlukan

c.       Hal-hal yang seharusnya ada atau tercantum dalam label produk makanan adalah sebagai berikut :

1)       Nama produk

2)       Cap/Trade mark jika ada (merk dagang)

3)       Komposisi/daftar bahan yang digunakan

4)       Netto atau volume bersih

5)       Nama pihak produksi (nama perusahaan)

6)       Distributor atau pihak yang mengedarkan jika ada

7)       Nomor Registrasi Dinas Kesehatan yang telah teruji dan dinyatakan aman untuk dikonsumsi

8)       Kode produksi yang menyatakan tentang batch produksi dari produkpada saat pembuatan yang isinya tanggal produksi dan angka atau huruf lainnya yang mencirikan dengan jelas produk tersebut.

9)       Keterangan kadaluarsa. Menurut Julianti dan Nurminah (2006), keterangan kadaluarsa dapat ditulis :

·         Best before date : produk masih dalam kondisi baik dan masih dapat dikonsumsi beberapa saat setelah tanggal yang tercantum terlewati.

·         Use by date : produk tidak dapat dikonsumsi, karena berbahaya bagi kesehatan manusia (produk yang sangat mudah rusak oleh mikroba) setelah tanggal yang tercantum terlewati.


Macam-macam kemasan pada produk makanan, AC, kimia industri, perikanan, agribisnis, peternakan, otomotif dan mekanisasi pertanian :

 

A. Produk Minuman



 

b.  Produk AC



c.   Produk mekanik pertanian





d.   Produk otomotif



 

e.    Produk kimia industri



f.     Produk perikanan




g.    Produk agribisnis



 

h.    Produk peternakan




 

c. Rangkuman 1

 

1.      Berikut manfaat dari pembuatan desain prototype dalam membuat produk kreatif.

a.       Desain atau prototype dapat digunakan sebagai alat uji dan penyempurnaan suatu desain produk kreatif.

b.      Desain atau prototype berfungsi untuk menguji performa berbagai bentuk perencanaan.

c.       Desain atau prototype merupakan alat bantu deskripsi sebuah produk

d.      Desain atau prototype dapat membuat orang lain menganggap serius bisnis kita

2.      Berikut adalah tahap-tahap dari pembuatannya desain atau prototype.

a.       Tahap mengumpulkan ide

b.      Tahap perumusan aspek-aspek fisik

c.       Tahap pendesainan bentuk produk kreatif


4.      Pengemasan produk mengandung arti cara membungkus atau mengemas suatu produk agar tahan lama, tidak cepat rusak, tidak mudah kotor, lebih bagus dan aman serta lebih menarik konsumen agar mau membeli .

5.      Adapun jenis kemasan produk yaitu kemasan fleksibel, kemasan rigid, dan kemasan semifleksibel. Selain itu kemasan memiliki karakteristik antara lain primary packaging, secondary packaging, dan tertiary packaging.

 

sumber

http://wokaproject.id/smkn2/file/Bab%20IV.%20Desain%20dan%20Kemasan%20Produk.pdf


0 Komentar

Contact Us


Get Direction for Codesera office
Open: from 7 am to 5 pm