Membuat desain/prototype dan kemasan produk barang/jasa
A.
Konsep dalam
Desain
Desain Produk
merupakan terjemahan dari Industrial Design. Desain produk bisa
disebut juga dengan desain kemasan yaitu sebuah ide, Pengembangan
konsep, Pengujian, dan Pelaksanaan manufaktur
atau jasa.
Desain
Produk adalah sebagai alat manajemen untuk menterjemahkan hasil kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilakukan sebelum
menjadi rancangan yang nyata yang akan diproduksi dan dijual dengan menghasilkan laba.
Pengertian desain dikemukakan oleh W. J Stanton
(1981), yang telah diterjemahkan oleh DR. Buchori Alma dalam
bukunya manajemen pemasaran dan pemasaran jasa, yaitu : "Yang
dikatakan produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud, Termasuk didalamnya masalah
warna, Harga nama baik perusahaan, Nama baik toko yang menjual,
dan pelayanan pabrik serta pelayanan
pengencer yang diterima
pembeli guna memuaskan
keinginan."
Pada dasarnya
desain produk terbagi
menjadi dua bagian yaitu
:
1) Mendesain produk yang benar - benar baru. yaitu membuat
rancangan dan sketsa
baru yang belum pernah ada pada desain sebelumnya.
2) Mendesain atau memodifikasi produk
yang sudah ada (redesign) atau melakukan pengembangan terhadap desain produk yang sudah ada.
B.
Maksud dan Tujuan Desain Produk
Desain
produk mempunyai maksud dan tujuan untuk membantu perusahaan dalam menciptakan dan mengembangkan produk
baru atau untuk menjamin hasil produksi yang sesuai
dengan keinginan pelanggan.
Manfaat dari desain produk
antara lain:
1)
Menghindari kegagalan - kegagalan
yang mungkin terjadi dalam pembuatan
suatu produk
2)
Memilih metode yang paling baik dan ekonomis
dalam pembuatan produk
3)
Menentukan standarisasi atau spesifikasi produk yang
dibuat
4)
Menghitung biaya dan menentukan harga produk yang dibuat
5)
Mengetahui kelayakan produk tersebut
apakah sudah memenuhi
persyaratan atau masih
perlu perbaikan kembali
Tujuan desain produk antara lain:
a.
Sebagai identitas/merk dari suatu produk;
b.
Untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan mempunya
nilai jual yang
tinggi;
c.
Untuk menghasilkan produk yang trend pada masanya;
d.
Untuk membuat produk dengan biaya seminimal mungkin
dalam penggunaan bahan
baku dan biaya - biaya dengan tanpa mengurangi nilai jual produk
tersebut.
C.
Fungsi Desain Produk
Sedangkan fungsi
dari desain produk adalah:
-
Indentitas dari produk
itu sendiri,
-
Sebagai pelindung
produk, dan
-
Penambah nilai jual produk.
D. Bagian-bagian desian atau prototype
1)
Prototype dapat digunakan dalam usaha
produk kreatif bangunan
Berikut
ini keuntungan-keuntungan dalam menerapkan prototype pengujian daya tahan bentuk
usaha produk kreatif
bangunan :
a.
Prototype dapat digunakan sebagai
alat uji dan penyempurnaan suatu desain produk kreatif
Ide-ide kita akan
bekerja dengan sempurna di dalam semua aspek perencanaan. Namun, ketika kita mulai mewujudkannya secara fisik, kita akan menemukan
kekurangan dalam bentuk produk yang kita buat. Itulah sebabnya prototype dapat digunakan untuk menguji
fungsionalitas ide kita. Kita tidak akan pernah
tahu apa yang salah
dengan ide yang kita ciptakan sampai
kita mengeksekusinya menjadi bentuk yang nyata.
b.
Prototype berfungsi untuk menguji
performa produk kreatif
Prototype berfungsi untuk menguji performa
berbagai bentuk perencanaan. Misalnya, kita
mungkin membuat gypsum dengan cetakan
atau membuat loster. Dari situ kita lihat
apakah hasilnya cukup kuat dan berestetika tinggi. Jika performa bagus, tentu konsumen
akan menyukai dan membelinya.
c.
Prototype merupakan alat bantu
deskripsi sebuah produk
Dengan
adanya prototype, kita akan lebih mudah dapat mendiskripsikan bentuk produk kita. Contohnya, dengan
prototype kita akan mengetahui berbagai macam jenis
dan motif dan produk kreatif
yang dibuat.
d.
Prototype dapat membuat orang lain menganggap serius bisnis kita
Ketika akan berbisnis produk kreatif
bangunan dengan memiliki
banyak desain/ prototype
produk maka membuat bisnis kita terkesan sangat serius dan pihak pembeli sangat antusias dalam bermitra dengan
kita. Akibatnya, kita akan dipandang sebagai
wirausaha produk kreatif yang professional yang memiliki tujuan nyata,
bukan hanya seorang penemu dengan ide potensial.
2)
Rancangan tahap pembuatan prototype
dalam produk kreatif
Prototype merupakan hasil dari
pengembangan sebuah Prototype. Untuk membuat
prototyping ini, sebagai tahap
awal harus membuat desain-desain yang kemudian dipilih yang kemudian dipilih
dan ditetapkan menjadi
suatu desain untuk
dibuat prototypingnya. Proses pembuatan desain ini sangat
penting dalam proses
prototype. Proses
desain ini dikategorikan ke dalam beberapa
tahapan sebagai berikut
:
a.
Tahap mengumpulkan ide
Tahap
mengumpulkan ide biasanya dilakukan dengan teknik brainstorming, yaitu teknik
melakukan diskusi dan diambil kesimpulan terbaik untuk menetapkan sebuah konsep dan motif produk kreatif
yang kita inginkan dan akan disukai
pembeli.
b. Tahap perumusan
aspek-aspek fisik dalam usaha produk kreatif
Tahap perumusan
aspek-aspek fisik, seperti bahan yang dipakai
pemilihan tempat dalam
mencetak, aspek cuaca untuk
mengeringkan cetakan dan lain sebagainya.
c. Tahap pendesainan
Pada tahap ini sebuah desain produk kreatif yang akan dibuat. Setelah selesai
mendesain maka dibuat desain cetakan dan kemudian cetakan yang nyata
untuk membuat produk kreatif tersebut.
Konsep desain ini berawal dari suatu pengumpulan gagasan dalam proses
brainstorming. Dalam proses
ini, semua ide desain ditampung dan harus dilengkapi dengan rumusan persyaratan keinginan konsumen, derajat
kelayakan badan usaha,
dan spesifikasi produk kreatif yang diinginkan oleh konsumen.
Setelah dipilih
dari beberapa gagasan yang muncul, maka selanjutnya akan dibuat rancangan
fisiknya. Adapun rancangan fisik ini merupakan proses pembuatan desain
awal. Dalam tahap pendesainan awal ini, dijelaskan mengenai konsep
rancangan Prototype produk
kreatifnya, aspek-aspek fisiknya, serta rancangan produk kreatif bangunan
yang dipilih.
Apabila
rancangan-rancangan tersebut telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan dan memenuhi
spesifikasi dan kelayakan, maka akan
dihasilkan sebuah desain akhir.
Setelah itu, akan memasuki fase aplikasi. Pada fase aplikasi ini, dilakukan
pemeriksaan kelengkapan alat-alat produksi yang tersedia
atau dimiliki oleh
seorang wirausaha di bidang produk kreatif. Selanjutnya, perlu dilakukan
penelitian apakah tenaga
kerja yang sudah dapat melakukan
pengerjaan produk kreatif
bangunan tersebut berdasarkan desain yang telah ditetapkan.
Selanjutnya, akan melangkah pada tahap uji coba dengan melakukan pengujian
penjualan pada masyarakat/pasar yang kemudian tanggapan dari pasar
tersebut akan dibuat evaluasinya.
3)
Proses kerja pembuatan desian
atau prototype produk kreatif
a. Menentukan kebutuhan akan produk yang akan
dibuat
Di
dalam menentukan produk kreatif yang akan dibuat ini, maka harus dilakukan identifikasi dan penelitian pasar mengenai
produk kreatif apa yang disenangi oleh konsumen,
terutama untuk kebutuhan-kebutuhan konsumen itu sendiri dalam bidang rancangan. Setelah dilakukan penelitian
dan analisis-analisis mengenai apa produk kreatif yang dibutuhkan oleh konsumen selanjutnya disimpulkan akan membuat
produk apa.
b.
Melakukan perancangan-perancangan desain
Setelah dilakukan penetapan produk kreatif yang akan dibuat,
maka proses selanjutnya dilakukan perancangan-perancangan produk
dalam bentuk desain yang menjadi
dasar
pembuatan desain
atau prototype. Dalam tahap
perancangan desain atau prototype
produk ini harus memperhatikan beberapa aspek sebagai
berikut :
1) Mengenali Pasar Sasaran Dari Produk Tersebut Dan Juga Selera Pasar
Pasar sasaran yang berbeda memiliki selera dan daya beli yang berbeda
pula. Pemahaman akan pasar sasaran
akan mendukung proses pencarian ide dan penetapan harga jual. Pencarian data melalui referensi, kuisioner, pengamatan dan wawancaa dapat dilakukan kepada pasar
sasaran yang dituju untuk mengetahui selera
dan daya beli pasar tersebut. Pasar sasaran yang beragam memiliki selera sangat beragam pula. Selera pasar yang beragam, membuka banyak peluang
untuk beragam, membuka banyak
peluang untuk beragam jenis produk kreatif yang memiliki keunikan. Selera pasar termasuk di dalamnya. Gaya
desain kreatif di antaranya gaya
etnik, gaya modern, gaya klasik dan masih banyak lainnya. Gaya desain
dapat selalu berkembang dengan munculnya gaya-gaya baru.
2)
Melakukan eksplorasi terhadap
bahan-bahan yang akan digunakan
Eksplorasi terhadap bahan-bahan yang akan digunakan penting mengingat bahan- bahan tersebut merupakan
penyusun utama. Ketersediaan bahan baku merupakan
aspek yang harus diperhatikan.
c.
Menentukan Material Produk
Dalam
menggunakan material produk dapat dilakukan dengan melakukan eksplorasi berbagai kemungkinan keindahan dan
keunikan yang dihasilkan oleh bahan-bahan penyusun produk
tersebut.
Eksplorasi material
dilakukan dengan membuat
beberapa percobaan teknik pengolahan pada suatu material. Makin banyak percobaan yang dilakukan, akan makin banyak
pula kemungkinan keindahan dan keunikan yang diperoleh.
d.
Melakukan Evaluasi
Melakukan
evaluasi prototype produk kreatif bangunan sangat penting dilakukan untuk
mengetahui kelemahan-kelemahan dari produk yang telah dibuat desainnya tersebut. Evaluasi ini dilakukan secara
berkala sehingga dapat menghasilkan produk kreatif bangunan
yang berkualitas dan disukai oleh konsumen.
E. Kemasan Produk
1. Pengertian Kemasan Produk
Pengemasan produk merupakan bagian penting meskipun terkadang untuk
produk- produk tertentu tidak
memerlukan kemasan, seperti patung, meja, kursi, dan produk lainnya. Pengemasan produk mengandung arti
cara membungkus atau mengemas suatu
produk agar tahan lama, tidak cepat rusak, tidak mudah kotor, lebih bagus dan aman serta lebih menarik konsumen
agar mau membeli.
Pengemasan produk dilakukan agar konsumen tertarik dan mau
membelinya, oleh karenanya harus memperhatikan hal-hal
berikut :
a.
Bentuk dan model, artinya kemasan
harus bisa menyesuaikan dengan bentuk produknya
itu sendiri serta harus memperlihatkan ciri khas dari produk tersebut;
b.
Ukuran dari
produk harus diperhatikan jangan sampai ukuran kemasannya terlalu
kecil atau terlalu besar, tetapi juga
sampai terlalu ketat karena bisa merusak
produknya;
c.
Daya tahan kemasannya, karena produk
tertentu memerlukan kemasan khusus agar daya tahan produknya lebih lama;
d.
Bahan kemasan juga harus sesuai dengan
produknya agar tidak cepat rusak baik ke produk maupun ke bungkus kemasannya; dan
e.
Perlabelan dan pemberian merk dalam
kemasan juga harus menyesuaikan agar terlihat menarik dan pas dalam
kemasannya.
Adapun dalam merancang atau merencanakan pembuatan suatu
kemasan sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut :
a.
Kesesuaian produk dengan bahan pengemasnya, artinya dalam menentukan desain bahan pengemas
kita harus memeprtimbangkan produk yang dimilikinya. Jika produk berbentuk cairan, seperti jus atau sirup, kita bisa
memilih desian bahan pengemas seperti botol atau gelas plastik.
b.
Ukuran kemasan dan ketebalan bahan kemasan. Ukuran kemasan berkaitan
dengan banyak sedikitnya isi yang diinginkan sedangkan ketebalan
berkaitan dengan keawetan dari produk
yang ada di dalamnya. Jika produknya ringan,
seperti kerupuk sebaiknya kemasan dibuat dalam ukuran relatif besar.
c.
Bentuk kemasan dirancang
semenarik mungkin dalam bentuk yang unik bergantung dari kreativitas perancangnya.
Misalnya kemasan dus kertas bisa dibuat, seperti tabung, kubus, trapesium, atau bentuk-bentuk
lainnya.
2.
Fungsi Kemasan Produk
Secara umum, fungsi kemasan adalah sebagai bahan pelindung atau
pengamanan produk dari
pengaruh-pengaruh luara yang dapat mempercepat terjadinya kerusakan pada makanan di dalamnya. Selain itu fungsi kemasan yang lain, di antaranya :
a.
Sebagai wadah, perantara produk selama pendistribusian dari produsen ke konsumen;
b. Sebagai pelindung,
kemasan diharapkan dapat melindungi produk yang ada di dalamnya dari berbagai faktor penyebab kerusakan, baik yang
disebabkan oleh faktor biologi, kimia, maupun fisika;
c.
Memudahkan pengiriman dan pendistribusiannya, dengan pengemasan yang bauk suatu
produk akan lebih mudah untuk didistribusikan;
d.
Memudahkan penyimpanan, suatu
produk yang telah dikemas dengan baik akan lebih mudah untuk di simpan;
e.
Memudahkan penghitungan, dengan
pengemasan jumlah atau kuantitas produk lebih mudah dihitung;
f.
Sebagai penarik konsumen dengan pengemasan yang unik akan memebrikan nilai
tambah terhadap produknya;
dan
g.
Sarana informasi dan promosi
3.
Syarat Kemasan Produk
Dalam menyusun kemasan, wirausaha harus memperhatikan hal-hal yang
berkaitan dengan produknya, dengan
kata lain secara singkat syarat kemasarn yang baik, di antaranya :
a. Kuat atau aman (untuk
produk maupun konsumen)
b.
Terlihat menarik (eye catching)
c. Praktis (mudah
dibawa/dibuka)
d.
Dari bahan yang mudah di dapat (utamanya
yang bisa di daur
ulang)
e. Memiliki nilai lebih (unik,
artisitik, berfungsi ganda)
f.
Murah (tidak membebani
biaya produksi)
Menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 79/ Menkes/Per/III/1978 tentang Label dan
Periklanan Makanan, pada label atau etiket kemasan
khusunya untuk makanan dan minuman sekurang-kurangnya dicantumkan hal-hal
berikut :
a.
Nama makanan dan/merk
dagang
b.
Komposisi/kandungan bahan, kecuali untuk makanan yang cukup diketahui
komposisinya secara umum
c.
Isi netto
d.
Nama dan alamat perusahaan yang memproduksi atau mengedarkan
e.
Nomor pendaftaran
(SP atau MD)
f.
Kode produksi, tanggal
kadaluarsa dan label
halal
4.
Klasifikasi Kemasan Produk
Menurut Julianti dan Nurmainah (2006),
Kemasan dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal atau beberapa
cara, yaitu sebagai berikut :
sumber
http://wokaproject.id/smkn2/file/Bab%20IV.%20Desain%20dan%20Kemasan%20Produk.pdf
1.
Jenis-jenis dan Karakterisitik Kemasan
Produk
Adapun jenis-jenis kemasan
produk sebagai berikut :
a.
Kemasan Fleksibel (Flexible Packaging) yaitu kemasan yang tidak keras dan tidak
kaku. Contoh : alumunium foil, film plastik,
dan lain-lain.
b.
Kemasan Rigid (Rigid Packaging) atau biasa disebut
dengan kemasan kaku yaitu kemasan
yang bersifat kuat dan kokoh. Contoh : botol
kaca, kaleng dan peti kayu.
c.
Kemasan Semifleksibel (Semiflexible Packaging) yaitu kemasan yang memiliki karakteristik antara fleksibel dan rigid packaging. Contoh
: kertas karton
dan kardus
Karakterisitik kemasan :
a.
Kemasan Dasar (Primary Packaging)
Merupakan kemasan
yang berukuran lebih kecil, langsung suatu
produk atau secara
langsung berhubungan dengan
produknya.
b.
Kemasan Tambahan (Secondary Packaging)
Biasanya berada
pada lapisan kedua
(luar) dan satu kesatuan dengan primary
packaging.
c.
Tertiary Packaging
Yaitu pengendali terbesar
yang biasanya digunakan dalam proses pengiriman.
2.
Unsur-unsur yang Diperhatikan dalam Kemasan Produk
Menurut Amelia,
ada beberapa yang harus diingat
dalam kemasan produk,
di antaranya
:
a. Target Market
Penentuan
target market bisa menentukan jenis
dan model kemasan yang sesuai untuk produk
yang akan dijual.
Dengan mengenali target market
yang akan disasar,
Anda akan akan mengetahui desain kemasan yang sesuai untuk masing-masing kalangan usia. Model dan jenis kemasan
yang tidak sesuai dengan target market yang dituju membuat penjualan produk
menjadi kurang maksimal.
b. Egonomis
Produk yang menarik mata, dengan warna dan desain yang unik, akan menarik bagi konsumen. Kemasan
juga harus memiliki
nilai ergonomis, yang meninjolkan kenyaman untuk onsumen maupun
penjualannya. Kenyamanan kemasan produk merupakan hal yang dicari konsumen, karena memudahkan konsumen
untuk menikmati produknya.
Selain itu, produk yang ergonomis juga praktis, mudah dibawa, atau nyaman dipegang.
c.
Ciri Khas
Untuk
lebih menarik konsumen , sebaiknya pilih konsumen yang berbeda dan unik. Jika perlu, jadikan kemasan produk
menjadi salah satu ciri khas dari produk yang
akan dijual. Bentuk kemasan yang unik dan berbeda bisa membuat pelanggan
jadi selalu diingat, bahkan
menjadikan produk tersebut ikon dari produk
sejenisnya.
d.
Ukuran
Sesuaikan
ukuran kemasan dengan ukuran produk yang dijual. Hindari kemasan yang terlalu besar atau terlalu kecil agar
produk tidak rusak, dan sesuaikan juga dengan kebutuhan
konsumen.
e.
Special Pack
Tidak lengkap rasanya
menjual produk dengan kemasan yang menarik tanpa memberikan promosi
apapun. Cobalah untuk
jeli melihat keadaan
dan momen acara
besar yang sedang terjadi. Misalnya
saat momen hari raya, tidak ada salahnya
untuk memberikan special pack dengan warna, desain,
sampai penawaran promo yang menarik.
3.
Merancang Kemasan Produk
Dalam merancang
kemasan produk ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat label
kemasan khusunya bagi wirausahawan, yaitu :
a.
Label tidak boleh menyesatkan
b. Memuat informasi
yang diperlukan
c.
Hal-hal yang seharusnya ada atau tercantum
dalam label produk makanan adalah
sebagai berikut :
1) Nama produk
2)
Cap/Trade mark jika ada (merk dagang)
3)
Komposisi/daftar bahan yang digunakan
4)
Netto atau volume
bersih
5)
Nama pihak produksi
(nama perusahaan)
6)
Distributor atau pihak yang mengedarkan jika ada
7)
Nomor Registrasi Dinas Kesehatan
yang telah teruji
dan dinyatakan aman untuk dikonsumsi
8) Kode produksi yang
menyatakan tentang batch produksi
dari produkpada saat pembuatan yang
isinya tanggal produksi dan angka atau huruf lainnya yang mencirikan dengan jelas produk tersebut.
9)
Keterangan kadaluarsa. Menurut Julianti dan Nurminah (2006), keterangan kadaluarsa dapat ditulis
:
·
Best before date : produk masih dalam kondisi baik dan masih dapat dikonsumsi beberapa saat setelah tanggal
yang tercantum terlewati.
·
Use by date : produk tidak dapat dikonsumsi, karena berbahaya bagi kesehatan
manusia (produk yang sangat mudah rusak oleh mikroba) setelah tanggal
yang tercantum terlewati.
Macam-macam kemasan
pada produk makanan,
AC, kimia industri,
perikanan, agribisnis, peternakan, otomotif dan mekanisasi
pertanian :
A. Produk Minuman
b.
Produk AC
c. Produk mekanik
pertanian
g.
Produk agribisnis
h.
Produk peternakan
c. Rangkuman
1
1. Berikut manfaat dari pembuatan desain prototype dalam membuat produk kreatif.
a.
Desain atau prototype dapat
digunakan sebagai alat uji dan penyempurnaan suatu desain produk kreatif.
b.
Desain atau prototype
berfungsi untuk menguji
performa berbagai bentuk
perencanaan.
c.
Desain atau prototype
merupakan alat bantu deskripsi sebuah produk
d.
Desain atau prototype dapat membuat orang lain menganggap serius bisnis kita
2.
Berikut adalah tahap-tahap dari pembuatannya desain atau prototype.
a.
Tahap mengumpulkan ide
b.
Tahap perumusan aspek-aspek fisik
c.
Tahap pendesainan bentuk
produk kreatif
4. Pengemasan produk
mengandung arti cara membungkus atau mengemas suatu produk agar tahan lama, tidak cepat rusak, tidak
mudah kotor, lebih bagus dan aman serta lebih menarik
konsumen agar mau membeli .
5. Adapun jenis kemasan
produk yaitu kemasan fleksibel, kemasan rigid, dan kemasan semifleksibel. Selain itu kemasan memiliki karakteristik antara lain primary
packaging, secondary
packaging, dan tertiary packaging.
sumber
http://wokaproject.id/smkn2/file/Bab%20IV.%20Desain%20dan%20Kemasan%20Produk.pdf
0 Komentar