Proses Produksi
(3.8) Menerapkan proses kerja pembuatan prototype produk barang/jasa
Apa Itu Proses
Produksi?
Pengertian proses produksi adalah suatu kegiatan yang menggabungkan
berbagai faktor produksi yang ada dalam upaya menciptakan suatu produk, baik
itu barang atau jasa yang memiliki manfaat bagi konsumen.
Proses produksi
disebut juga sebagai kegiatan mengolah bahan baku dan bahan pembantu dengan
memanfaatkan peralatan sehingga menghasilkan suatu produk yang lebih bernilai
dari bahan awalnya.
Jenis-jenis Kegiatan
Proses Produksi yang Ada di Indonesia
1. Jenis Produksi
Berjangka Pendek
Produk-produk jenis
produksi ini sendiri lebih mudah ditemukan di berbagai lini kehidupan dan
sifatnya pun menjadi yang paling dasar. Contoh dari jenis produksi ini adalah
proses pembuatan barang dagang seperti makanan cepat saji, roti bakar, cakwe
dan lain sebagainya.
2. Produksi Untuk Jangka
Panjang
Kemudian untuk jenis produksi
selain jangka pendek ada jenis dari produksi jangka panjang. Dimana maksud dari
produksi ini adalah waktu kegiatan atau produksi dari suatu barang atau jasanya
memakan waktu yang relatif lama. Contohnya seperti budidaya ikan nila, budidaya
kopi, pembuatan bangunan atau gedung perusahaan dan lain sebagainya.
3. Jenis Produksi Terus
Menerus atau Berkelanjutan
Adapun jenis lainnya dari
sebuah produksi adalah jenis terus menerus atau berkelanjutan yang masa
kerjanya memang membutuhkan waktu berkelanjutan. Dimana proses ini sendiri
mengubah suatu bahan baku dengan menggabungkannya dengan barang atau
memanfaatkan alat bantu lainnya. Contoh nyatanya ada pada produksi gula,
produksi kertas, produksi karet, plastik dan lain sebagainya.
4. Produksi Berselingan
Selain produksi jangka
pendek, panjang juga berkelanjutan maka ada juga yang namanya produksi
berselingan. Dimana untuk jenis produksi ini sendiri metodenya adalah
menggabungkan beberapa bahan baku jadi menjadi bentuk baru. Misalnya adalah
produksi sepeda motor, alat elektronik, mobil dan lain sebagainya.
Tahapan dalam Proses Produksi
Proses membawa produk baru ke pasar bisa terasa lama dan melewati beberapa
tahapan. Dengan memecahnya menjadi 12 langkah, Anda dapat melihat bahwa
ternyata lebih mudah daripada yang Anda pikirkan untuk mengubah ide hebat
menjadi produk akhir.
1. Konsep Produk
Di sinilah Anda mulai
menyempurnakan ide dasar Anda. Pikirkan tentang apa yang Anda inginkan dari
produk Anda, apa kegunaannya, dan siapa yang akan menggunakannya. Buat sketsa
dan catatan konsep awal Anda untuk memudahkan proses produksi secara
menyeluruh.
2. Penelitian
Ada dua hal penting yang
perlu diteliti pada tahap ini: pertama, permintaan. Jika produk Anda memecahkan
masalah, apakah banyak orang yang mencari solusi untuk masalah itu? Dapatkah
Anda melihat celah yang akan ingin diisi?
Kedua, apakah sudah ada
produk yang serupa dengan produk Anda? Jika demikian, bukan berarti ide Anda
tidak akan sukses, tetapi bagaimana Anda membuat produk yang lebih baik dari
yang sudah tersedia saat ini.
3. Pengembangan Desain
Produk
Pada tahap ini, Anda bisa
mulai mengembangkan desain produk Anda. Ada beberapa hal yang harus Anda
pertimbangkan di sini:
- Pahami
dengan pasti fungsi produk Anda
- Pikirkan
tentang seberapa kuat dan tahan lama produk Anda nantinya
- Seberapa
andal produk tersebut?
- Berapa
biaya produksi, dan apakah ini memberikan ruang untuk mendapatkan
keuntungan tanpa harga yang akan membuat pembeli marah?
- Pikirkan
tentang kerumitan pembuatan, dengan mempertimbangkan berapa banyak bagian
yang dibuat untuk setiap unit
- Apakah
produk Anda sekali pakai atau tahan lama?
- Bahan
apa yang dibutuhkan untuk produksi?
4. Penelitian dan
pengembangan desain akhir
Edit desain Anda seperlunya.
Sertakan dimensi dan bahan, kembangkan desain dengan standar tinggi dan
sertakan semua detail penting. Jika produk Anda terdiri dari beberapa bagian,
usahakan meminimalkannya untuk menekan biaya produksi dan mempercepat perakitan.
5. CAD
CAD adalah kependekan
dari Computer-aided design atau desain dengan bantuan
komputer. Proses ini menggunakan perangkat lunak rendering 3D untuk
menghasilkan model komputer dari desain akhir Anda. Ini dapat membantu
mengungkap potensi masalah yang tidak terlihat dari desain produk itu sendiri.
Manfaatkan kesempatan ini untuk kembali ke tahap desain akhir dan tangani
masalah apa pun sekarang.
6. CAM
CAM adalah singkatan
dari Computer-aided manufacturing atau manufaktur berbantuan
komputer. Di sinilah Anda bisa melihat prototipe fisik produk Anda, diproduksi
oleh sistem yang dipandu komputer.
7. Pengujian Prototipe
Pastikan pengujian Anda
menyeluruh dan kritis. Jangan takut untuk jujur pada diri sendiri tentang
masalah atau kekurangan apa pun pada desain Anda, karena ini nantinya dapat
membantu produk akhir Anda menjadi yang terbaik. Jika perlu, kembali ke langkah
3 dan atasi kekurangannya.
8. Manufaktur
Jika Anda berhasil melalui
pengujian prototipe tanpa mendapat masalah apa pun yang perlu diselesaikan,
sekarang saatnya membuat produk Anda. Mungkin ada beberapa keputusan lebih
lanjut yang harus dibuat di sini, seperti bahan, nomor batch, dan pabrikan itu
sendiri. Pikirkan tentang apa yang membuat biaya tetap rendah dengan tetap
menjaga kualitas yang Anda inginkan, sehingga Anda dapat memaksimalkan
keuntungan.
9. Perakitan
Pilihan penting untuk dibuat
pada tahap ini mungkin melibatkan bahan lebih lanjut, seperti lem. Ingatlah
biaya, tetapi ingat bahwa menggunakan bahan yang tidak efektif dapat berdampak
negatif pada penjualan Anda pada akhirnya. Jangan biarkan kualitas produk yang
dihasilan jelek dengan menggunakan bahan yang buruk.
10. Umpan Balik dan
Pengujian
Sekarang produk Anda telah
diproduksi dan dirakit, Anda dapat terus mengujinya dengan ketat. Ada banyak
cara untuk melakukan ini, mulai dari menyusun kelompok fokus hingga bertanya
kepada keluarga dan teman, tetapi pastikan Anda mencatat umpan balik dan
memberikan kritik yang bebas dan jujur. Mengizinkan pengembangan lebih lanjut
untuk terus meningkatkan produk Anda adalah langkah yang masuk akal.
11. Pengembangan Produk
Pertimbangkan untuk kembali
ke pengembangan produk Anda jika Anda perlu melakukan perbaikan penting atau
mengatasi masalah yang tidak terduga, meskipun perusahaan manufaktur Anda
seharusnya telah menunjukkan masalah serius sebelumnya. Jangan ragu untuk
meluangkan waktu untuk menyempurnakan produk Anda.
12. Produk Akhir
Sekarang Anda telah berhasil
membawa produk Anda dari konsep menjadi produk akhir yang sempurna, sekarang
saatnya untuk mengalihkan perhatian Anda ke pemasaran, dan sisi praktis untuk
menyampaikannya ke tangan pelanggan.
Tujuan Perencanaan Produksi
1.
Pemanfaatan sumber daya secara efektif
Perencanaan akan menghasilkan pemanfaatan sumber daya,
kapasitas dan peralatan pabrik secara efektif dan pata akhirnya akan
menghasilkan pengembalian berbiaya rendah dan pemasukan tinggi bagi organisasi.
2.
Aliran produksi yang stabil
Perencanaan ini akan memastikan aliran produksi yang
teratur dan stabil. Di sini, semua mesin digunakan secara maksimal dan
menghasilkan produksi reguler yang membantu memberikan pasokan rutin kepada
pelanggan.
3.
Perkirakan sumber daya
Perencanaan produksi juga membantu memperkirakan sumber
daya seperti manusia, bahan, dll. Perkiraan dibuat berdasarkan perkiraan
penjualan, jadi seluruh proses produksi direncanakan untuk memenuhi persyaratan
penjualan.
4.
Memastikan jumlah stok yang optimal
Perencanaan produksi memastikan persediaan optimal untuk
mencegah kelebihan stok dan kekurangan stok. Stok selalu di jaga agar sesuai
permintaan pasar. Stok bahan baku juga dipertahankan pada tingkat yang tepat
untuk memenuhi permintaan produksi. Stok barang jadi juga dipertahankan untuk
memenuhi permintaan reguler dari pelanggan.
5.
Mengkoordinasikan kegiatan departemen
Perencanaan ini dapat membantu mengoordinasikan kegiatan
berbagai departemen. Misalnya, departemen pemasaran berkoordinasi dengan
departemen produksi untuk menjual barang untuk menghasilkan keuntungan bagi
organisasi.
6.
Meminimalkan pemborosan bahan baku
Perencanaan produksi meminimalkan pemborosan bahan baku.
Ini memastikan inventaris bahan baku dan penanganan bahan yang tepat.
Perencanaan yang baik juga memastikan memproduksi produk atau barang
berkualitas dan menghasilkan penolakan minimum. Jadi perencanaan produksi dan
kontrol yang tepat menghasilkan pemborosan minimum.
7.
Meningkatkan produktivitas tenaga kerja
Perencanaan produksi meningkatkan produktivitas tenaga
kerja. Di sini, ada pemanfaatan tenaga kerja secara maksimal.
Pelatihan diberikan kepada para pekerja. Keuntungan
dibagi dengan pekerja dalam bentuk peningkatan upah dan insentif lainnya.
Pekerja termotivasi untuk melakukan yang terbaik sehingga menghasilkan
peningkatan efisiensi tenaga kerja.
8.
Membantu memimpin pasar
Perencanaan produksi membantu memberikan pengiriman
barang kepada pelanggan tepat waktu. Ini karena aliran kualitas produksi yang
teratur sehingga perusahaan dapat menghadapi persaingan secara efektif, dan
dapat memimpin pasar.
9.
Memberikan lingkungan kerja yang lebih baik
Perencanaan produksi menyediakan lingkungan kerja yang
lebih baik bagi para pekerja. Pekerja mendapatkan peningkatan kondisi kerja,
jam kerja yang tepat, cuti dan liburan, kenaikan upah dan insentif lainnya. Ini
karena perusahaan bekerja dengan sangat efisien.
10.
Memfasilitasi peningkatan kualitas
Perencanaan produksi memfasilitasi peningkatan kualitas
karena produksi diperiksa secara berkala. Kesadaran kualitas dikembangkan di
antara karyawan melalui pelatihan, skema saran, lingkaran kualitas, dll.
11.
Menghasilkan kepuasan konsumen
Perencanaan produksi membantu memberikan pasokan barang
dan jasa secara teratur kepada konsumen dengan harga jauh. Ini menghasilkan
kepuasan konsumen.
12.
Mengurangi biaya produksi
Yang terakhir, perencanaan yang baik dapat membuat
pemanfaatan sumber daya secara optimal, dan meminimalkan pemborosan. Ini juga
mempertahankan ukuran persediaan yang optimal dan pada akhirnya mengurangi
biaya produksi.
Sistem Pendukung Kegiatan Produksi Adalah?
Seperti sistem lain pada umumnya, dalam kegiatan produksi
ternyata mempunyai sistem pendukung yang terdiri atas 6 sistem pendukung yang
mendukung kegiatan produksi tersebut yakni:
1.
Perencanaan dan pengendalian produksi.
2.
Pengendalian kualitas.
3.
Penentuan standar operasi.
4.
Penentuan fasilitas produksi.
5.
Perawatan fasilitas produksi.
6.
Penentuan harga pokok produksi.
Kamu dapat menambah materi melalui URL video di bawah ini:
https://youtu.be/_0R54lMjY0Q
0 Komentar