Cari Blog Ini

BERDEBAT SECARA SANTUN BAHASA INDONESIA KELAS X

  Judul Modul                        : Berdebat Secara Santun   A.       Kompetensi Dasar 3.12 Menghubungkan permasalahan/ isu, sudut pandang dan argumen beberapa pihak dan simpulan dari debat untuk menemukan esensi dari debat 4.12 Mengonstruksi permasalahan/isu, sudut pandang dan   argumen   beberapa   pihak, dan simpulan dari debat secara lisan untuk menunjukkan esensi dari debat. B.       Deskripsi Singkat Materi Dunia putih abu-abu akan membuat pergaulan dan wawasan kalian lebih luas, berarti persiapan kalian juga harus lebih baik dan matang dari SMP. Sudah siapkah kalian? Persiapan kalian yang utama adalah kalian dalam keadaan sehat sehingga dapat mempelajari modul ini dengan baik. Pada modul ini, kalian akan mempelajari materi tentang debat, sistem debat, dan pelaksanannya. Sering kita mendengar perdebatan yang sengit di antara dua orang atau kelompok dalam kehidupan sehari-hari. Adu argumentasi yang terjadi kadang disertai dengan emosi yang meledak-ledak tan

Membuat desain/prototype dan kemasan produk barang/jasa

  A.         Konsep dalam Desain   Desain Produk merupakan terjemahan dari Industrial Design . Desain produk bisa disebut juga dengan desain kemasan yaitu sebuah ide, Pengembangan konsep, Pengujian, dan Pelaksanaan manufaktur atau jasa.   Desain Produk adalah sebagai alat manajemen untuk menterjemahkan hasil kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilakukan sebelum menjadi rancangan yang nyata yang akan diproduksi dan dijual dengan menghasilkan laba.   Pengertian desain dikemukakan oleh W. J Stanton (1981), yang telah diterjemahkan oleh DR. Buchori Alma dalam bukunya manajemen pemasaran dan pemasaran jasa, yaitu : " Yang dikatakan produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud, Termasuk didalamnya masalah warna, Harga nama baik perusahaan, Nama baik toko yang menjual, dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengencer yang diterima pembeli guna memuaskan keinginan. "   Bagian-b

Latihan Soal Fakta maupun Opini dalam Sebuah Artikel

     Latihan Soal Cermati artikel berikut!     Kunyah Permen Karet Hingga Diet Karbo, Ini 9 Cara Mencegah Asam Lambung Naik   Asam lambung naik atau acid reflux bisa terjadi kapan saja dan menyebabkan rasa tidak nyaman di ulu hati hingga tenggorokan. Cara mencegah asam lambung naik bisa dengan mengubah pola makan hingga menyiasati siklus tidur. Terlebih bagi orang yang menderita GERD, ciri-ciri asam lambung naik biasanya terjadi tidak lama setelah waktu makan.   CARA MENCEGAH ASAM LAMBUNG NAIK   Beberapa cara alami yang bisa dilakukan sebagai cara mencegah asam lambung naik adalah: 1.           Tidak makan berlebihan Pada orang yang mengalami masalah dengan asam lambung, otot antara perut dan esofagus tak bisa menutup dengan sempurna. Akibatnya, asam lambung bisa naik kembali ke esofagus terutama setelah makan. Untuk itu, cara mencegah asam lambung naik bisa dengan menghindari makan dengan porsi terlalu besar.

About Me

Foto saya
BEKASI, JAWA BARAT, Indonesia
Lihat profil lengkapku

KARYA ILMIAH BAHASA INDONESIA KELAS XI

 

 

 

 

 



 

 

 

KARYA ILMIAH BAHASA INDONESIA KELAS XI

 

 

 

 


 


GLOSARIUM

 

Denotasi

:

makna kata atau kelompok kata yang didasarkan atas penunjukan yang lugas pada sesuatu di luar bahasa atau didasarkan atas konvensi tertentu dan bersifat

objektif.

Denotatif

:

berkaitan dengan denotasi,

Esensi

:

hakikat; inti; hal yang pokok

Identifikasi

:

menentukan atau menetapkan identitas (orang, benda, dan sebagainya)

Karya Ilmiah

:

karya tulis yang dibuat dengan prinsip-prinsip ilmiah, berdasarkan data dan fakta (observasi, eksperimen, kajian pustaka)

Konotasi

:

tautan pikiran yang menimbulkan nilai rasa pada seseorang ketika berhadapan dengan sebuah kata; makna yang ditambahkan pada makna denotasi.

Logis

:

Sesuai dengan logika; benar menurut penalaran; masuk akal.

Metodologi

:

ilmu tentang metode; uraian tentang metode.

Sistematika

:

pengetahuan mengenai klasifikasi (penggolongan)


 

PETA KONSEP

 




 

PENDAHULUAN

A.      Identitas Modul

Nama Mata Pelajaran

:

Bahasa Indonesia

Kelas/semester

:

XI/dua

Alokasi Waktu

:

4 jam pelajaran ( 2 x pertemuan)

Judul Modul

:

Menganalisis sistematika dan kebahasaan karya ilmiah

 

 

 

B.   Kompetensi Dasar

 

3.15 Menganalisis sistematika dan kebahasaan karya ilmiah.

 

4.15 Mengonstruksi sebuah karya ilmiah dengan memerhatikan isi, sistematika, dan kebahasaan.

 

    C.      

Deskripsi Singkat Materi


 Hallo anak-anak, bagaimana kabar kalian? Semoga kalian tetap semangat dalam belajar. Berjumpa dalam modul pembelajaran Bahasa Indonesia. Dalam modul ini akan dibahas beberapa aspek yang merupakan bagian karya ilmiah. Diantaranya: sistematika, kebahasaan karya ilmiah, dan menulis karya ilmiah dengan memperhatikan sistematika dan kebahasaan karya ilmiah.



Karya ilmiah merupakan karya tulis yang berisi informasi tentang fenomena atau peristiwa yang terjadi. Fenomena dan peristiwa tersebut ditulis berdasarkan kenyataan (fakta bukan fiksi). Sebagai contoh karya ilmiah tentang pengetahuan dan teknologi, sosial, budaya masyarakat, penelitian, dan lain sebagainya.

Gambar di bawah merupakan beberapa contoh karya ilmiah. Makalah, jurnal, skripsi, tesis, atau disertasi termasuk jenis karya ilmiah.



D.       Materi Pembelajaran

Modul ini terbagi menjadi 2 kegiatan pembelajaran dan di dalamnya terdapat uraian materi, contoh soal, soal latihan dan soal evaluasi.

 

Pertama   : Kebahasaan karya ilmiah.

Kedua         : Menulis karya ilmiah dengan memperhatikan sistematika dan kebahasaan karya ilmiah.


 







KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

Kebahasaan Karya Ilmiah

 

A.      Tujuan Pembelajaran

Setelah kegiatan pembelajaran 1 ini diharapkan

1.      mengetahui kebahasaan karya ilmiah, dan

2.      menulis karya ilmiah dengan memperhatikan sistematika dan kebahasaan karya ilmiah.

 

B.      Uraian Materi

Setelah kalian mempelajari tujuan, esensi, bentuk penyajian, dan sistematika karya ilmiah. Pada kegiatan pembelajaran kali ini kalian akan belajar mengenai kebahasaan karya ilmiah.

 

Kebahasaan Karya Ilmiah



Objektivitas suatu karya ilmiah, antara lain, ditandai oleh pilihan kata yang bersifat impersonal. Hal ini berbeda dengan teks lain yang bersifat nonilmiah, semacam novel ataupun cerpen yang pengarangnya bisa ber-aku, kamu, dan dia. Kata ganti yang digunakan dalam karya ilmiah harus bersifat umum, misalnya penulis atau peneliti. Kaidah kebahasaan karya ilmiah:

a)     Karya ilmiah memerlukan kelugasan dalam pembahasannya.

b)     Karya ilmiah menghindari penggunaan kata dan kalimat yang bermakna ganda.

c)      Karya ilmiah mensyaratkan ragam yang memberikan keajegan dan kepastian makna.

d)     Ragam bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah haruslah lugas (bermakna denotatif).

Makna yang terkandung dalam kata-katanya harus diungkapkan secara eksplisit guna mencegah timbulnya pemberian makna lain.

e)     Kata baku pun perlu digunakan dalam karya ilmiah untuk menunjukan bahwa tulisan tersebut bersifat formal.


 

f)       Selain kata baku, istilah pun akan banyak muncul berkaitan dengan isi karya ilmiah tersebut.

g)     Jika karya ilmiah membahas bidang pendidikan, maka istilah pendidikan pun akan sering muncul pada karya ilmiah tersebut.

h)     Karya ilmiah banyak menggunakan kata kerja mental, seperti diduga, dianalisis, atau dipahami.

Ragam bahasa yang digunakan karya ilmiah harus lugas dan bermakna denotatif. Makna denotasi adalah makna kata yang tidak mengalami perubahan, sesuai dengan konsep asalnya. Makna denotasi disebut juga makna lugas. Kata itu tidak mengalami penambahan-penambahan makna. Adapun makna konotasi adalah makna yang telah mengalami penambahan. Tambahan-tambahan itu berdasarkan perasaan atau pikiran seseorang terhadap suatu hal.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh-contoh lain dalam tabel di bawah ini!

 

No.

Denotasi

Konotasi

Contohkalimat

Makna

Contoh kalimat

Makna

1.

Tangan kiri Arman terkilir sewaktu bermain bola.

posisi, lawan dari kanan

Partai politik yang beraliran kiri dilarang di Indonesia.

ideologi, aliran politik

2.

Malam ini udara terasa sangat panas.

suhu

Hatiku panas begitu melihat Ahmad dimarahi Pak Lurah.

emosi, marah

3.

Adikku senang mengenakan pakaian hitam bila keluarrumah.

warna gelap

Ia sudah insaf, tidak ingin lagi tenggelam ke dalam dunia hitam.

kemaksiatan, kehinaan

4.

Rupanya tiang ini dilapisi besi, pantas saja kepalaku benjol.

jenis logam

Firaun terkenal sebagai raja yang bertangan besi.

diktator

5.

Kopi ini kok kurang manis, ya. Tolong tambahi gula.

rasa

Gadis manis itu? Siapa lagi kalau bukan adikku.

cantik, rupawan

 

C.       Rangkuman

Ragam bahasa yang digunakan di dalam karya ilmiah yaitu, logis, sistematis, objektif, rinci atau lengkap, sahih atau valid (kebenarannya dapat diuji), menggunakan bahasa baku.



D.      Latihan Soal

Buatlah kalimat yang masing-masing menggunakan makna denotasi dan konotasi dari kata-kata di bawah ini! Buatlah pada buku kerjamu!

Contoh kata

Bermakna Denotasi

Bermakna Konotasi

a.    jalan

b.   amplop

c.    kuda

d.   lampu

e.    lari

f.     mata

g.    mogok

h.   pulang

i.     roda

j.     terlambat

 

 





 

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

Menulis Karya Ilmiah

 

A.    Tujuan Pembelajaran

Setelah kegiatan pembelajaran 1 ini diharapkan:

1.    mengetahui kebahasaan karya ilmiah, dan

2.    menulis karya ilmiah dengan memperhatikan sistematika dan kebahasaan karya ilmiah.

    B.      Uraian Materi

Setelah kalian mempelajari tujuan, esensi, bentuk penyajian, dan sistematika karya ilmiah, kebahasaan karya ilmiah, di kegiatan pembelajaran keempat, kalian akan belajar menulis karya ilmiah dengan memperhatikan sistematika dan kebahasaan karya ilmiah.

Karya ilmiah yang menjadi bahan untuk diskusi, lazim disebut dengan makalah. Makalah sering pula disebut kertas kerja, yakni suatu karya ilmiah yang membahas suatu persoalan dengan pemecahan yang didasarkan hasil kajian literatur atau kajian lapangan. Makalah merupakan karya ilmiah yang secara khusus dipersiapkan dalam diskusi-diskusi ilmiah, seperti simposium, seminar, atau lokakarya.

Makalah terdiri atas pendahuluan, pembahasan, dan simpulan. Untuk penjelasan ketiga hal tersebut, perhatikan urutan berikut ini.

1.    Pendahuluan

Bagian ini menguraikan masalah yang akan dibahas yang meliputi:

a.     latar belakang masalah,

b.     perumusan masalah, dan

c.     prosedur pemecahan masalah.

2.    Pembahasan

Bagian ini memuat uraian tentang hasil kajian penulis dalam mengeksplorasi jawaban terhadap masalah yang diajukan, yang dilengkapi oleh data pendukung serta argumentasi-argumentasi yang berlandaskan pandangan ahli dan teoriyang relevan.

3.    Simpulan

Bagian ini merupakan simpulan dan bukan ringkasan dari pembahasan. Simpulan adalah makna yang diberikan penulis terhadap hasil diskusi/uraian yang telah dibuatnya pada bagian pembahasan. Dalam mengambil simpulan tersebut, penulis makalah harus mengacu kembali ke permasalahan yang diajukan dalam bagian pendahuluan.

Pada bagian akhir makalah harus dilengkapi dengan daftar pustaka, yakni sejumlah sumber yang digunakan di dalam penulisan makalah tersebut. Yang dimaksud dengan sumber bisa berupa buku, jurnal, majalah, surat kabar, ataupun laman dari internet. Sumber- sumber tersebut disusun secara alfabetis dengan memuat:

1.       nama penulis,

2.       tahun/edisi penerbitan,

3.       judul buku, artikel, atauberita,

4.       kota penerbit,

5.       nama penerbit.


 


Kosasih, 

Misalnya, pokok pikiran karangan kita itu diperoleh dari buku yang ditulis oleh E. Kosasih yang berjudul Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusastraan, Cermat Berbahasa Indonesia. Kita dapat menuliskannya dalam daftar pustaka seperti berikut.

 

 E.. 2003. Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusastraan, Cermat Berbahasa Indonesia. Bandung: YramaWidya.

atau

                    Kusmana, Suherli. 2010. Merancang Karya Tulis Ilmiah. Bandung:                                                Rosdakarya.



Dalam daftar pustaka tersebut, di samping nama penulis dan judul bukunya, harus dicantumkan tahun terbit, nama, beserta kota tempat buku itu diterbitkan.

1.       Kosasih, E., nama penulis.

2.       2003, tahun buku ituditerbitkan.

3.       Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusastraan, Cermat Berbahasa Indonesia, judul buku.

4.       Bandung, nama kota/tempat domisili penerbit.

5.       Yrama Widya, penerbit.

 

Menulis Karya Ilmiah dengan Memperhatikan Sistematika dan Kebahasaan

 

Untuk menulis karya ilmiah yang baik, langkah-langkah yang harus kita tempuh adalah sebagai berikut.

1.      Menentukan topik

Langkah awal menulis sebuah karya ilmiah adalah menentukan topik. Langkah awal itu lebih tepatnya disebut sebagai penentuan masalah apabila karya ilmiah yang akan ditulis itu berupa laporan hasil penelitian.

Baik itu berupa topik ataupun rumusan masalah, hal-hal yang harus diperhatikan pada langkah ini adalah topik/masalah itu haruslah:

a.        menarik perhatian penulis,

b.        dikuasai penulis,

c.        menarik dan aktual, serta

d.       ruang lingkupnya terbatas.

 

2.      Membuat kerangka tulisan

Langkah ini penting dilakukan untuk menjadikan tulisan kita tersusun secara lebih sistematis. Langkah ini juga sangat membantu di dalam penelusuran sumber-sumber yang diperlukan di dalam pengembangannya. Berikut contohnya.

___________________________________________

 Peranan Pemuda dalam Pembangunan

1.      Pendahuluan

Peranan pemuda dalam sejarah perjuangan bangsa:

a.    pemuda pada masa prakemerdekaan;

b.   pemuda di zaman kemerdekaan; dan

c.    pemuda di masa pembangunan.

2.      Pembahasan

a.    potensi pemuda sebagai modal dasar pembangunan bangsa;

b.   sektor-sektor pembangunan yang dapat diisi oleh pemuda; dan

c.    faktor penunjang dan kendala:

1)     kendala psikologis,

2)     kendala sosial, dan

3)     kendala ekonomi.

3.      Penutup

 __________________________________________________________

Kerangka tersebut dikembangkan dari topik “Peranan Pemuda dalam Pembangunan”. Sesuai dengan struktur umum karya ilmiah, topik itu pun kemudian dikembangkan ke dalam tiga bagian: pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Dengan kerangka seperti itu, kita bisa memetakan bahasan-bahasan yang dianggap relevan dengan topik yang akan dibahas.

Kerangka itu pun membantu kita untuk mencari sumber-sumber yang diperlukan. Berdasarkan kerangka itu, misalnya, kita perlu data ataupun teori tentang potensi-potensi pemuda dan sektor-sektor pembangunan. Selain itu, kitapun perlu sumber-sumber berkenaan dengan faktor penunjang dan kendala-kendala dalam implementasi peranan pemuda dalampembangunan.

 

3.      Mengumpulkan bahan

Langkah ini sangat penting di dalam menyusun sebuah karya ilmiah. Berbeda dengan menulis fiksi yang bisa saja berdasarkan imajinasi, karya ilmiah tidaklah demikian. Agar tulisan itu tidak kering, kita memerlukan sejumlah teori dan data yang mendukung terhadap topik itu. Bahan-bahan yang dimaksud dapat bersumber dari buku, jurnal ilmiah, surat kabar, internet, dan sumber-sumber lainnya. Adapun data itu sendiri dapat diperoleh melalui kegiatan observasi, wawancara, angket, dan teknik-teknik pengumpulan data lainnya.

 

4.      Pengembangan kerangka menjadi teks yang utuh dan lengkap

Kerangka yang telah dibuat, kita kembangkan berdasarkan teori dan data yang telah dipersiapkan sebelumnya. Langkah pengembangan tersebut harus pula memperhatikan kaidah-kaidah kebahasaan yang berlaku pada penulisan karya ilmiah.


 

C.       Rangkuman

1.       Karya ilmiah yang menjadi bahan untuk diskusi, lazim disebut dengan makalah. Makalah sering pula disebut kertas kerja, yakni suatu karya ilmiah yang membahas suatu persoalan dengan pemecahan yang didasarkan hasil kajian literatur atau kajian lapangan.

2.       Langkah-langkah menulis karya ilmiah yaitu, 1) menentukan topik, 2) membuat kerangka tulisan, 3) mengumpulkan bahan, dan 4) pengembangan kerangka menjadi teks yang utuh dan lengkap.

 

 


 

 


DAFTAR PUSTAKA

Kosasih, E.. 2019. Jenis-jenis Teks. Bandung: Yrama Widya.

Rosidi, Imron. 2002. Ayo Senang Menulis Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: Media Pustaka. Setiyaningsih, Eka dan Meita Sandra Santhi. 2017. Bahasa Indonesia Mata Pelajaran

Wajib. Klaten: Intan Pariwara.

Sugiarto, Eko. 2017. Kitab PUEBI: Pedomaan Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Yogyakarta:

C.V. Andi.

Suherli, Maman Suryaman, Aji Septiaji, dan Istiqomah. 2017. Bahasa Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

0 Komentar

Contact Us


Get Direction for Codesera office
Open: from 7 am to 5 pm