Cari Blog Ini

Membuat desain/prototype dan kemasan produk barang/jasa

  A.         Konsep dalam Desain   Desain Produk merupakan terjemahan dari Industrial Design . Desain produk bisa disebut juga dengan desain kemasan yaitu sebuah ide, Pengembangan konsep, Pengujian, dan Pelaksanaan manufaktur atau jasa.   Desain Produk adalah sebagai alat manajemen untuk menterjemahkan hasil kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilakukan sebelum menjadi rancangan yang nyata yang akan diproduksi dan dijual dengan menghasilkan laba.   Pengertian desain dikemukakan oleh W. J Stanton (1981), yang telah diterjemahkan oleh DR. Buchori Alma dalam bukunya manajemen pemasaran dan pemasaran jasa, yaitu : " Yang dikatakan produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud, Termasuk didalamnya masalah warna, Harga nama baik perusahaan, Nama baik toko yang menjual, dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengencer yang diterima pembeli guna memuaskan keinginan. "   Bagian-b

Latihan Soal Fakta maupun Opini dalam Sebuah Artikel

     Latihan Soal Cermati artikel berikut!     Kunyah Permen Karet Hingga Diet Karbo, Ini 9 Cara Mencegah Asam Lambung Naik   Asam lambung naik atau acid reflux bisa terjadi kapan saja dan menyebabkan rasa tidak nyaman di ulu hati hingga tenggorokan. Cara mencegah asam lambung naik bisa dengan mengubah pola makan hingga menyiasati siklus tidur. Terlebih bagi orang yang menderita GERD, ciri-ciri asam lambung naik biasanya terjadi tidak lama setelah waktu makan.   CARA MENCEGAH ASAM LAMBUNG NAIK   Beberapa cara alami yang bisa dilakukan sebagai cara mencegah asam lambung naik adalah: 1.           Tidak makan berlebihan Pada orang yang mengalami masalah dengan asam lambung, otot antara perut dan esofagus tak bisa menutup dengan sempurna. Akibatnya, asam lambung bisa naik kembali ke esofagus terutama setelah makan. Untuk itu, cara mencegah asam lambung naik bisa dengan menghindari makan dengan porsi terlalu besar.

About Me

Foto saya
BEKASI, JAWA BARAT, Indonesia
Lihat profil lengkapku

BERDEBAT SECARA SANTUN BAHASA INDONESIA KELAS X

 

Judul Modul                       : Berdebat Secara Santun

 

A.      Kompetensi Dasar

3.12 Menghubungkan permasalahan/ isu, sudut pandang dan argumen beberapa pihak dan simpulan dari debat untuk menemukan esensi dari debat

4.12 Mengonstruksi permasalahan/isu, sudut pandang dan  argumen  beberapa  pihak, dan simpulan dari debat secara lisan untuk menunjukkan esensi dari debat.

B.      Deskripsi Singkat Materi

Dunia putih abu-abu akan membuat pergaulan dan wawasan kalian lebih luas, berarti persiapan kalian juga harus lebih baik dan matang dari SMP. Sudah siapkah kalian? Persiapan kalian yang utama adalah kalian dalam keadaan sehat sehingga dapat mempelajari modul ini dengan baik. Pada modul ini, kalian akan mempelajari materi tentang debat, sistem debat, dan pelaksanannya.

Sering kita mendengar perdebatan yang sengit di antara dua orang atau kelompok dalam kehidupan sehari-hari. Adu argumentasi yang terjadi kadang disertai dengan emosi yang meledak-ledak tanpa bisa dikontrol. Kondisi tersebut dapat memicu terjadinya pertengkaran yang berujung sebuah perkelahian dan baku hantam. Hal tersebut mungkin saja kita temui melalui kejadian langsung di hadapan kita atau melalui tayangan di media massa. Betapa bodoh dan memalukannya jika kejadian tersebut menimpa kita. Sebagai seorang yang terpelajar sudah selayaknya jika senantiasa mengindari kejadian tersebut.

Bagaimanakah cara terbaik agar kita terhindar dari kondisi sebagaimana di atas? Cara paling tepat adalah dengan menguasai tata cara dan etika berdebat. Keterampilan berbicara yang baik sesuai dengan norma-norma berbahasa dapat menghindarkan perdebatan sengit yang melibatkan emosi meledak-ledak tanpa kendali.

Pengertian masalah menurut KBBI, masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan, sedangkan debat adalah pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat


 

masing-masing. Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika menentukan masalah untuk diskusi adalah sebagai berikut: a) Menarik para peserta. Suatu masalah akan menarik peserta apabila bermanfaat, baik bagi peserta maupun masyarakat, mengandung banyak perdebatan, dan actual atau sedang hangat diperbincangkan. b)  Sesuai dengan pengetahuan peserta. c) Memiliki kejelasan. Kejelasan suatu masalah dapat dilihat dari gagasan sentralnya maupun ruang lingkupnya. Masalah yang terlalu kompleks dan terlalu luas dapat menyebabkan arena diskusi menjadi tidak berujung, mengambang, dan bertele-tele. d) sesuai dengan waktu dan situasi. Untuk memperoleh pemecahan masalah yang baik, hendaknya masalah diskusi 

C.   Materi Pembelajaran

Modul ini terbagi menjadi 2 pertemuan, di dalam modul ini terdapat uraian materi, contoh soal, lembar kerja, soal latihan dan soal evaluasi.

Pertama : Esensi Debat

Kedua : Kaidah Kebahasaan dalam Debat

Modul ini sangat bermanfaat bagi kalian. Kalian dapat lebih peka memahami keadaan sekeliling kalian. Kepekaan kalian itu akan dapat digunakan untuk memahami informasi dalam bentuk tabel dan grafik. Jika ada kata-kata yang tidak dipahami, kalian dapat mencermati glosarium sebagai gambaran makna katanya. Kalian pasti bisa.

 

Selamat belajar dan Tetap Semangat!


 


Esensi Kegiatan Debat

 

 

A.      Tujuan Pembelajaran

Setelah membaca dan mencermati isi modul dan mengerjakan pelatihan, kalian diharapkan dapat menganalisis isi, sistematika dan kebahasaan sebuah proposal, dengan jujur, penuh rasa ingin tahu, bertanggung jawab, dan responsif.

 

B.       Uraian Materi

 

Debat merupakan pertentangan argumentasi. Untuk setiap isu, pasti terdapat berbagai sudut pandang terhadap isu tersebut: alasan‐alasan mengapa seseorang dapat mendukung atau tidak mendukung  suatu  isu.  Tujuan  dari  debat  adalah untuk mengeksplorasi alasan‐alasan di  belakang  setiap  sudut  pandang.  Agar  alasan tersebut dapat dimengerti secara persuasif, pembicara dalam suatu debat seharusnya menyampaikan argumentasinya dengan kemampuan komunikasinya yang baik.

Debat kompetitif merupakan debat yang menggunakan suatu format tertentu. Dengan adanya format khusus, setiap orang dapat secara tertib berbicara pada gilirannya, dan diberikan waktu dan kesempatan untuk membuktikan poin yang  ingin dia sampaikan. Hal ini memberikan motivasi untuk orang lain, tidak hanya untuk menyampaikan pendapatnya, namun juga untuk mendengarkan  sisi  lain dalam sebuah isu.

Terdapat banyak format dalam debat,  di  antaranya:  format  Karl  Popper, format British Parliamentary, format Australasian, format World Schools, dan lain‐ lain. Yang belum ditemukan dalam debat kompetitif pada saat ini adalah format  debat bahasa Indonesia yang khas dalam merepresentasikan watak dan budaya Indonesia

Berbagai alasan yang mendorong orang untuk berdebat, antara lain meyakinkan orang lain bahwa opini dia lebih baik, mendengarkan opini orang lain  terhadap  suatu isu, menemukan solusi yang terbaik untuk suatu masalah,  dan  lain‐lain.  Tujuan dari debat kompetitif adalah meyakinkan juri bahwa argumentasi‐ argumentasi yang dibangun oleh suatu tim lebih kuat dibandingkan argumentasi lawannya. Oleh karena itu, individu yang terlibat dalam debat mendapatkan kesempatan berpikir kritis dan analitis dan mampu berbicara di depan umum. Debat bukanlah suatu diskusi karena debat tidak menghasilkan kompromi sebagaimana ditemukan dalam sebuah diskusi. Ketiadaan kompromi tersebut mendorong pembicara untuk benar‐benar mencari argumentasi yang kuat atas pendiriannya. Tujuan dari pelaksanaan debata dalah untuk berbicara secara meyakinkan dan juga mendengarkan pendapat•pendapatyang berbeda, dan di akhir debat dapat menghargai perbedaan tersebut.

Debat bahasa Indonesia mengadopsi debat dengan sistem parlementer. Unsur‐ unsur format tersebut adalah sebagai berikut:

1.        Terdapat dua tim yang berdebat, masing‐masing tim terdiri dari tiga pembicara yang secara bergilir akan menjadi pembicara pertama, kedua, dan ketiga.

2.        Salah satu tim akan menjadi sisi Pemerintah/Positif, yaitu sisi yang mendukung mosi/topik, dan tim yang lain akan menjadi sisi Oposisi/Negatif, yaitu sisi yang tidak setuju atau tidak mendukung mosi/topik.


 

3.        Setiap pembicara akan menyampaikan pidato  substantif  yang  berlangsung selama tujuh menit, dengan sisiPemerintah yang maju pertama. Setelah semua pembicaradari kedua tim menyampaikan pidato substantifnya, salah satu pembicara dari masing‐masing tim (pembicara pertama atau kedua) akan menyampaikan pidato pembalas sekaligus penutup kasus, dengan sisi Oposisi yang maju pertama.

4.       Urutan pembicara dalam debat adalah sebagai berikut Pembicara pertama sisi Pemerintah- Pembicara pertama sisi Oposisi; Pembicara ke‐2 sisi Pemerintah- Pembicara ke‐2 sisi Oposisi; Pembicara ke‐3  sisi  Pemerintah- Pembicara  ke‐3  sisi Oposisi; Pidato pembalas/penutup  sisi  Oposisi- Pidato  pembalas/penutup sisi Pemerintah.

5.      Ketika pembicara menyampaikan pidato substantifnya, anggota dari tim lawan dapat mengajukan interupsi.Interupsi dapat disampaikan di antara menit pertama dan menit ke-6. Interupsi tidak boleh disampaikan dalam pidato pembalas/penutup. Pembicara yang sedang menyampaikan pidatonya memiliki hak penuh untuk menerima atau menolak interupsi.

6.        Dalam lomba debat, terdapat seseorang yang berperan sebagai “penjaga waktu/time keeper” yang berfungsi sebagai pemberi sinyal waktu. Ia akan mengetuk satu kali pada akhir menit pertama dan menit ke‐6, untuk menandakan awal dan akhir waktu diperbolehkannya poin interupsi. “Penjaga waktu” juga  akan memberikan dua ketukan pada menit ke‐7  untuk  menandakan  bahwa waktu untuk menyampaikan pidato sudah habis dan sebaiknya pembicara menyelesaikan kalimat terakhirnya. Pembicara yang berbicara kurang dari 6  menit  dianggap  tidak  memenuhi  waktu  berbicara  dan  dapat  dikurangi poinnya, sebagai  bagian  dari  penilaian  terhadap  unsur  strategi.  Pembicara yang masih berbicara  setelah  7  menit  20 detik juga dapat  dikurangi poinnya atas dasar alasan yang sama. Argumentasi atau penjelasan apapun setelah 7 menit 20 detik tidak akan dihitung oleh juri.

7.      Setiap debat dinilai oleh juri dengan jumlah ganjil. Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat.

8.        Setiap tim diberikan waktu 30 menit untuk melakukan persiapan setelah mosi/topik diumumkan. Dalam persiapan ini, tim tidak diperbolehkanmenerima bantuan dari siapapun (baik  pelatih,  guru,  teman,  maupun  orang  tua),  dan tidak diperbolehkan menggunakan laptop, smartphone, atau alat komunikasi lainnya.

 

Unsur‐Unsur dalam Debat

1. Mosi/Topik

Mosi atau topik merupakan pernyataan positif  yang  akan  menentukan  arah  dan isi dari suatu debat. Dalam debat, tim  yang  ditentukan  sebagai  sisi Pemerintah/Positif harus berargumentasi dalam rangka mendukung mosi, sementara tim sisi Oposisi/Negatif harus menyampaikan argumen dalam rangka tidak mendukung atau menolak mosi tersebut. Berikut adalah beberapa contoh mosi yang telah digunakan dalam turnamen debat nasional dan internasional:

a)     Bahwa judi dalam bentuk apapun seharusnya dinyatakan ilegal.

b)     Bahwa politisi seharusnya hanya diperbolehkan untuk menempati posisinya dalam

c)      periode yang dibatasi.

d)     Bahwa profesionalisme telah merusak Olimpiade Olahraga Internasional

e)     Sidang mendukung diterapkannya hukuman mati

f)       Bahwa pemerintah seharusnya tidak pernah membatasi kebebasan berbicara

g)     Sidang ini mendukung intervensi di Suria

Sebagaimana dapat dilihat di atas, mosi‐mosi dalam suatu debat dapat berasal dari berbagai tema seperti isu politik, ekonomi, dan sosial.


 

 

2. Definisi

Debat dapat berlangsung dengan teratur apabila  setiap  tim  memiliki  pemahaman yang sama mengenai arti dari  mosi.  Oleh  karena  itu,  dibutuhkan  definisi yang jelas agar setiap orang dapat memahami ruang  lingkup  perdebatan.  Akan terjadi masalah  apabila  dua  tim yang sedang berdebat mengajukan definisi  yang berbeda, sehingga fokus dari debat teralih menjadi tentang definisi yang benar, dan  bukan  mengenai  argumentasi‐argumentasi  tentang  isu  sebagaimana semestinya diperdebatkan. Kedua tim harus menghindari  debat  tentang  definisi mana yang benar.

Definisi merupakan pembatasan terhadap suatu mosi agar isu yang diperdebatkan dapat lebih terfokus. Definisi dapat mengklarifikasi mosi. Definisi mencegah ketidakteraturan dalam debat yang dapat menjadikan pertukaran ide  dan  argumentasi menjadi suatu hal yang membingungkan, karena ada ketidakjelasan terhadap isu yang didebatkan. Suatu definisi seharusnya memiliki hubungan yang  logis dengan mosi/topik, dan bukan suatu hal yang dibuat‐buat untuk keuntungan salah satu pihak. Hak untuk menentukan definisi diberikan kepada tim sisi Pemerintah/Positif. Tim sisi pemerintah harus memberikan definisi yang beralasan mengenai mosi. Hal ini berarti:

a)     Pada saat menerima mosi, kedua tim harus memikirkanisu apa yang akan diperdebatkan oleh kedua tim?

b)     Apabila mosinya sudah menyuratkan isu yang jelas untuk didebatkan, tim sisi Pemerintah/Positif harus mendefinisikan debat sesuai dengan kata‐kata yang tertulis di mosi. Pada saat demikian, definisi lain tidak akan diterima secara logis.

c)      Apabila mosinya tidak menyuratkan isu yang jelas, jangkauan definisi dibatasi pada definisi yang memungkinkan terlaksananya debat yang cukup adil bagi kedua sisi. Sebaliknya, mendefinisikan mosi yang membuat sisi oposisi tidak  dapat berargumentasi apapun bukan merupakan suatu debat yang adil.

d)     Pada saat mendefinisikan, arti kata‐kata yang digunakan harus  tersurat  dan  dapat diperdebatkan. Dengan kata  lain,  kata‐kata  dalam  definisi  mempunyai  arti  yang logis  dan  memberikan  ruang  debat  yang  adil.  Pembicara  pertama sisi pemerintah sebaiknya memastikan bahwa definisi yang diajukan dapat diterima secara rasional.

e)     Saat menciptakan definisi yang adil,  terkadang  dibutuhkan  suatu  batasan,  model ataupun persyaratan. Tim sisi Pemerintah harus memastikan bahwa batasan, model dan persyaratan tersebut merupakan suatu hal yang logis dan dapat teraplikasi.

Berikut adalah contoh definisi:

Mosi: Bahwa kuota bukan merupakan jawaban untuk kaum perempuan.

Definisi: kuota memberikan jumlah kursi minimum sebanyak 30%  untuk  perempuan dalam DPR ‐ bukan merupakan jawaban:  bukan  merupakan  solusi  yang tepat untuk mencapai kesetaraan jender di masyarakat. Dengan demikian, keseluruhan definisi adalah: “Memberikan kuota jumlah kursi minimum sebanyak 30% untuk perempuan dalam DPR bukan merupakan solusi yang tepat untuk pencapaian kesetaraan jender di masyarakat”.

 

3. Argumentasi

Setelah definisi disetujui, baik tim sisi Pemerintah/Afirmatif maupun tim sisi Opoisisi/Negatif harus menyampaikan argumentasi‐argumentasi masing‐masing mengenai alasan mereka mendukung atau tidak mendukung topik tersebut. Argumentasi yang disampaikan akan menjelaskan mengapa suatu sudut pandang tertentu seharusnya diterima. Argumen yang  baik  bersifat  logis  dan  relevan terhadap poin yang ingin dibuktikan. Argumen yang baik terdiri atas:

a)     Pernyataan: pernyataan yang ingin dibuktikan


 

b)     Alasan: alasan dan penalaran yang menyatakan bahwa pernyataan tersebut adalah suatu hal yang logis

c)      Bukti: contoh‐contoh atau data yang mendukung pernyataan dan alasan di atas

d)     Kesimpulan: penjelasan mengenai relevansi antara argumen dan mosi yang tengah diperdebatkan

 

Sebaiknya setiap tim memiliki dua sampai empat argumen untuk mendukung posisi mereka. Argumen‐argumen tersebut sebaiknya dibagi antara pembicara  pertama  dan kedua. Dengan demikian, beberapa argumen dijelaskan  oleh  pembicara pertama, dan sisanya dijelaskan oleh pembicara kedua.  Sedangkan,  pembicara  ketiga memperkuat penjelasan dari pembicara pertama dan kedua dengan menyampaikan kesimpulan argumen tim serta menambahkan alasan dan data yang relevan.

Berikut adalah beberapa contoh argumen:

Mosi : Bahwa kuota bukan merupakan jawaban untuk kaum perempuan.

Definisi: “Memberikan kuota jumlah kursi minimum sebanyak 30% untuk perempuan dalam DPR bukan merupakan solusi yang tepat untuk pencapaian kesetaraan jender di masyarakat”.

Argumen berupa:

a)            Pernyataan:  karena  memberikan  bantuan  seperti  ini  hanya  akan memperkuat persepsi dalam masyarakat bahwa perempuan tidak mampu berjuang sendiri.

 

b)           Alasan: Kini terdapat persepsi  yang  kuat  dalam  masyarakat  bahwa  perempuan  merupakan  pihak  yang  lebih  lemah  dibandingkan  laki‐laki. Banyak yang menyatakan bahwa perempuan memiliki kemampuan yang lebih rendah dibandingkan laki‐laki. Pemberian kuota khusus untuk perempuan di parlemen hanya akan memperkuat persepsi bahwa perempuan hanya dapat sampai diparlemen apabila mereka diberikan bantuan terlebih dahulu, bukan karena mereka memiliki kemampuan yang sama dengan laki‐laki dan dapat memenangkan persaingan  untuk  menjadi  wakil  rakyat.  Dengan  demikian,  mosi ini menguatkan persepsi yang salah, yaitu  bahwa  perempuan  tidak  mampu sampai pada tingkat yang setara dengan laki‐laki kecuali diberikan bantuan khusus.

 

c)             Bukti: Di Uganda, opini publik yang tidak  mendukung  pemberdayaan perempuan meningkat pesat setelah diimplementasikannya kuota parlemen seperti dalam mosi ini.

 

d)           Kesimpulan: Kuota untuk perempuan dalam  parlemen  hanya  akan memperkuat persepsi  negatif  yang  mendegradasi  perempuan,  menjauhkan  kita dari kemajuan sosialisasi tentang kesetaraan jender. Apabila tim memiliki lebih dari satu argumen, harus dipastikan bahwa setiap argumen yang disampaikan bersifat konsisten dan tidak saling kontradiksi.

 

4. Sanggahan

Sanggahan  merupakan  respons  terhadap  argumen  tim  lawan   yang terelaborasi secara jelas. Sanggahan disampaikan dalam debat guna membuktikan bahwa argumen tim lawan tidak sepenting yang mereka kemukakan. Sama halnya dengan argumen, sanggahan yang baik harus memuat alasan, bukti, dan kesimpulan. Dalam merespons argumen tim lawan,  sanggahan  dapat  menunjukkan  bahwa argumen tersebut:

a)     Tidak relevan terhadap poin yang ingin dibuktikan


 

Contohnya:

Argumen: “Prostitusi seharusnya dilarang karena prostitusi menciptakan lebih banyak situs porno di internet”.

Sanggahan: “Jumlah situs porno di  internet  tidak  memiliki  hubungan  sama sekali dengan dilegalkannya prostitusi. Kenyataannya adalah situs porno dapat diakses di banyak negara, terlepas dari negara tersebut melegalisasikan prostitusi atau tidak.

b)  Tidak logis

Contohnya:

Argumen: “Siswa seharusnya diperbolehkan untuk merokok di sekolah karena hal tersebut akan menciptakan perlawanan yang lebih kuat dari perokok pasif sehingga akhirnya akan terdapat penurunan jumlah perokok di sekolah. Sanggahan: “Argumen ini tidak logis, karena memperbolehkan siswa untuk merokok hanya akan menciptakan kondisi permisif yang akan mendorong lebih banyak siswa untuk merokok. Kenyataannya adalah sebagian besar siswa merokok justru karena tekanan dari teman sebaya. Apabila sekolah juga mendukung tekanan lingkungan pertemanan ini, maka fakta bahwa merokok adalah hal yang buruk akan bersifat kabur dan semakin banyak siswa akan berpikiran bahwa merokok itu baik, dan mereka juga ikut merokok.”

c)  Salah secara moral

Contohnya:

Argumen: “Pemerintah seharusnya mendukung hukuman mati karena hal tersebut akan menurunkan jumlah populasi di negara kita”.

Sanggahan: “Membunuh orang hanya demi menurunkan angka populasi merupakan suatu tindakan yang tidak bermoral. Individu memiliki hak untuk hidup dan pemerintah seharusnya tidak mengambil hak itu  hanya  karena  mereka sedang kesusahan dalam mengatur jumlah populasi dalam negeri.”

d)    Benar, tetapi tidak penting atau memiliki dampak yang tidak dapat diterima

Contohnya:

Argumen: “Pemerintah seharusnya melarang MTV karena terdapat beberapa program yang tidak berhubungan dengan musik.:

Sanggahan:  “Memang  benar  bahwa  beberapa  program  MTV   tidak berhubungan dengan musik, namun  pemerintah  seharusnya  tidak  melarang MTV hanya karena mempunyai program di luar musik. Pemerintah akan mengalami kerugian jika mengharuskan stasiun TV menyiarkan program yang sama dengan nama stasiunnya.

e)     Didasarkan pada fakta yang salah, ataupun interpretasi yang salah terhadap fakta.

Contohnya:

Argumen:     “Tingkat     pembunuhan      semakin     meningkat     di     AS.      Hal      ini dikarenakan beberapa negara telah menghapuskan hukuman mati.”

Sanggahan yang mungkin disampaikan:

1.  “Tingkat pembunuhan tidak meningkat di AS. Bukti menunjukkan bahwa…..... ”.

2.   “Apabila angka pembunuhan semakin meningkat, hal ini disebabkan oleh lebih banyaknya pembunuhan yang dilaporkan dibandingkan sebelumnya. Dengan demikian, secara kenyataan angka pembunuhan sebenarnya tidak meningkat”

3.   Bukti menunjukkan bahwa hukuman mati (pembunuhan yang dilakukan oleh Negara) dapat mengindikasikan dukungan terhadap  kejahatan  yang  berat dan justru mengakibatkan peningkatan kejahatan yang berat dibandingkan menurunkannya. Mengingat bahwa waktu dalam debat terbatas, pembicara tidak diharuskan menyanggah setiap poin yang diajukan oleh tim lawan. Sebaiknya pembicara dapat melakukan prioritasi sanggahan yang paling penting.

C.        Rangkuman

1.               Debat merupakan pertentangan argumentasi. Terdapat banyak format dalam debat: format KarlPopper, format British Parliamentary, format Australasian, format World Schools, dan lain‐lain

2.               Debat bahasa Indonesia mengadopsi debat dengan sistem parlementer yang terdiri atas dua tim yakni tim pemerintah atau afirmatif dan tim oposisi. Tim pemerintah adalah tim yang mendukung mosi, sedangkan tim oposisi adalah tim yang menolak mosi

3.               Unsur-unsur debat adalah mosi, definisi, argumentasi, dan sanggahan. Mosi atau topik merupakan pernyataan positif yang akan menentukan arah dan isi dari suatu debat. Definisi merupakan pembatasan terhadap suatu mosi agar isu yang diperdebatkan dapat lebih terfokus. Argumentasi berupa pernyataan, alasan, bukti, dan kesimpulan. Sanggahan merupakan respons terhadap argumen tim lawan yang terelaborasi secara jelas.

 

0 Komentar

Contact Us


Get Direction for Codesera office
Open: from 7 am to 5 pm